Prabowo Mau Impor 1,5 Juta Sapi, Ini Pesan Peternak Sapi
Peternak menyarankan pemerintahan lebih fokus memperbaiki tata kelola ternak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengimpor 1,5 juta ekor sapi dari India ketika berhasil menjadi presiden demi mewujudkan program susu gratis menuai respons dari berbagai pihak. Salah satunya, Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI).
Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendro menyoroti sejumlah hal terkait rencana impor sapi tersebut. Nanang menilai perlunya kajian lebih mendalam terkait rencana impor sapi tersebut.
"Ada hal yang perlu dicermati sebelum melakukan importasi tersebut. Dari mana asal ternak yang akan diimpor," ujar Nanang saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Nanang menyampaikan sapi perah adalah jenis sapi yang cocok untuk daerah dingin. Nanang mempertanyakan rencana penempatan 1,5 juta ekor sapi tersebut saat berhasil tiba di Indonesia.
"Mau di tempatkan di daerah mana? Dirawat oleh siapa? Jika sarana prasarana, SDM dan manajemennya tidak disiapkan matang sebelumnya, pasti akan berantakan," ucap Nanang.
Nanang menjelaskan produksi susu peternak Indonesia hanya mampu memenuhi 20 persen dari total kebutuhan saat ini. Menurut Nanang, rencana Prabowo akan membuat lonjakan kebutuhan dan akan semakin besar defisitnya.
"Jumlah sapi perah Indonesia enggak jauh dari angka 570 ribuan ekor dengan produksi tidak sampai 1 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan sekitar lima juta ton per tahun," lanjut Nanang.
Alih-alih melakukan importasi, Nanang menyarankan pemerintahan mendatang lebih fokus dalam memperbaiki tata kelola ternak. Nanang menilai peningkatan kompetensi dan kapasitas peternak menjadi kunci utama dalam mendorong produktivitas.
"Rekrut dan siapkan peternak muda, fasilitasi mereka agar menjadi pengusaha di bidang peternakan. Impor sapi dilakukan setelah semua benar-benar siap," kata Nanang.