Rhoma Irama Yakin Musik Bisa Mengubah Karakter Orang

Rhoma jadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat mempersatukan bangsa.

Muhammad Noor Alfian
Rhoma Irama dan Soneta jadi band pembuka di konser Deep Purple di Solo, Jumat (10/3/2023). Rhoma yakin musik dapat membawa pesan moderasi beragama.
Rep: Muhyiddin Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja musik dangdut Indonesia, H Rhoma Irama, menjadi sorotan utama saat menghadiri Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama yang digelar Balitbang Diklat Kementerian Agama RI di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada Jumat (5/1/2024) malam. Dalam acara ini, Rhoma mengungkapkan tekadnya untuk menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa.

Rhoma telah mendeklarasikan Soneta sebagai "the Voice of Muslim" sejak 13 Oktober 1973. Sampai saat ini, dia pun masih terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.

Dalam menjalankan dakwahnya lewat musik, Rhoma pun pernah diundang ke Amerika Serikat dalam rangka International Conference on Islam and the Council of Indonesia and Malaysia. Di sana, keberhasilannya diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia.

Dalam dialog publik dan pergelaran musik tersebut, Rhoma juga berbagi testimoni inspiratif seorang dosen di Surabaya, Jawa Timur yang hidupnya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. Menurut dia, musik memiliki daya konkret untuk membentuk karakter seseorang.

"Musik punya kekuatan untuk mengubah karakter seseorang," ujar Rhoma dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/1/2024).

Berkat moderasi beragama, Rhoma melihat adanya kearifan lokal dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Dengan hati-hati, dia pun mengingatkan bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun.

Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama ini tidak hanya menjadi panggung bagi bakat-bakat muda Indonesia, tetapi juga memperkuat peran musik sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat.

Baca Juga


Pada pagelaran ini, sejumlah bakat muda Indonesia yang telah meraih prestasi di bidang musik turut memberikan warna. Donny Evans meraih juara 1 lomba musik moderasi beragama, sedangkan Siska Septiani mendapatkan juara 1 Forsa Idol tingkat nasional.

Hal ini menunjukkan bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana efektif untuk menyuarakan pesan moderasi beragama. Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno menjelaskan, pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama adalah langkah bijak di tengah arus 5.0. Platform konvensional seperti Training of Trainer (TOT), Management of Training (MOT), penggerak, dan insersi dalam kurikulum telah memberikan dampak positif.

"Namun, lebih dari itu, musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa," kata Suyitno.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler