Mengenal Gemini, Platform Generative AI Baru Google

Gemini hadir dalam tiga tipe yang menawarkan berbagai kemudahan.

EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
Gambar ilustrasi menunjukkan ponsel menampilkan logo Open AI dan GPT Obrolan Microsoft Corporation di atas layar yang menampilkan huruf Google Gemini, di Los Angeles, AS, 11 September 2023.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google baru saja mendebutkan platform Generative AI terbaru mereka, Gemini. Platform ini tampak memiliki sejumlah keunggulan yang menjanjikan, namun juga mempunyai beberapa kekurangan bila dibandingkan platform Generative AI serupa lainnya.

Baca Juga


Secara umum, Gemini merupakan generasi baru dari generative AI model keluarga yang telah lama dijanjikan oleh Google. Platform ini dikembangkan oleh laboratorium penelitian AI milik Google, yaitu DeepMind dan google Research.

Gemini hadir dalam tiga "rasa". Berikut ini adalah ketiga varian Gemini.

  1. Gemini Ultra, yaitu model flagship Gemini
  2. Gemini Pro, yaitu model lite Gemini
  3. Gemini Nano, yaitu model berukuran lebih kecil yang bisa dioperasikan pada perangkat ponsel seperti Pixel 8 Pro

Semua model Gemini dilatih untuk menjadi "natively multimodal". Artinya, Gemini mampu dioperasikan tak hanya dengan teks. Dalam proses pengembangannya, Gemini telah dilatih dengan beragam jenis suara, gambar, video, basis kode dalam jumlah besar, serta teks dalam beragam bahasa.

Beragam keunggulan ini membuat Gemini berbeda dengan model-model bahasa lainnya, termasuk LaMDA. Berbeda dengan Gemini, LaMDA hanya dilatih dengan data-data tekstual. Oleh karena itu, LaMDA tidak bisa memahami dan menghasilkan apa pun dalam bentuk selain teks.

Karena dilatih dengan beragam jenis suara, gambar, video, hingga teks, Gemini bisa memahami berbagai modalitas. Meski saat ini kemampuan tersebut masih terbatas, pencapaian ini jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Sebagian orang turut membandingkan Gemini dengan Bard yang merupakan perangkat chatbot berbasis AI dari Google. Sebenarnya, kedua produk ini sangat berbeda meski sama-sama dimotori oleh AI.

Gemini merupakan sebuah model....

 

Mudahnya, Gemini merupakan sebuah model generative AI seperti halnya GPT-3.5 atau GPT-4. Di sisi lain, Bard merupakan "klien" yang bisa memanfaatkan model-model bahasa layaknya ChatGPT yang menggunakan GPT-3.5 atau GPT-4.

Mengingat model dari Gemini adalah multimodal, platform ini bisa mengerjakan beragam tugas yang diberikan. Sebagian di antaranya adalah mentranskripsi ucapan menjadi teks, memberikan teks pada gambar dan video, hingga menghasilkan karya seni, seperti dilansir TechCrunch pada Selasa (9/1/2024). Google juga menjanjikan bahwa beragam keterampilan Gemini ini akan memasuki tahap produk dalam waktu dekat.

Apakah Gemini Lebih Baik dari GPT-4?

Pertanyaan ini tampaknya belum bisa terjawab sampai Google merilis Gemini Ultra. Akan tetapi, Google mengklaim bahwa mereka telah melakukan sejumlah perbaikan pada Gemini.

Google juga sempat mengklaim bahwa Gemini Ultra mampu menghasilkan benchmark akademik yang lebih tinggi pada 30 dari 32 benchmark akademik umum yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan Model Bahasa Besar atau LLM.

Selain itu, Google juga mengklaim bahwa Gemini Pro memiliki keterampilan yang lebih baik dalam sejumlah bidang bila dibandingkan dengan GPT-3.5. Google mengklaim bahwa Gemini Pro lebih unggul dalam hal merangkum konten, brainstorming, dan menulis.

Untuk saat ini, Gemini Pro bisa digunakan secara gratis melalui Bard, AI Studio, serta Vertex AI. Namun setelah Gemini Pro keluar dari pratinjau Vertex, orang-orang dapat mengakses Gemini Pro dengan biaya 0,0025 dolar AS (sekitar Rp 38,8) per karakter. Sedangkan untuk menghasilkan sesuatu dengan Gemini Pro akan dikenakan biaya sebesar 0,00005 dolar AS (sekitar Rp 0,78) per karakter.

 

Sebagai contoh, artikel yang terdiri dari 500 kata memiliki 2.000 karakter. Untuk merangkum artikel ini dengan Gemini Pro, pengguna perlu membayar 5 dolar AS (Sekitar Rp 77.690). Sedangkan untuk menghasilkan tulisan dengan jumlah kata atau karakter yang sama, pengguna perlu membayar 0,1 dolar AS (Rp 1.553,8). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler