Tak Mudah Rileks Saat Berdebat, Tapi Ini Justru yang Dilakukan Imam Syafii

Alquran meletakkan dasar-dasar berdebat.

Republika/Putra M. Akbar
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan) beradu gagasan dengan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.
Rep: Umar Mukhtar, Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Syafii pernah menyampaikan suatu pernyataan yang tergolong populer sampai sekarang ini. Pernyataan Imam Syafii tersebut menunjukkan keterbukaan atas pendapat yang berbeda.

Baca Juga


Imam Syafii pernah berkata:

 "رأيي صوابٌ يحتمل الخطأ، ورأي خصمي خطأ يحتمل الصوابَ، وما ناظرتُ أحدًا إلا أحببتُ أن يكُون الصوابُ على لسانه".

"Pendapat saya benar dan mungkin salah, dan pendapat lawan saya salah dan mungkin benar. Saya tidak pernah berdebat dengan siapa pun kecuali aku ingin apa yang benar itu ada di lisannya."

Dalam pernyataan tersebut, Imam Syafii mengatakan tidak pernah berdebat dengan siapa pun. Namun, dia hanya ingin berdebat untuk tujuan supaya lawan debatnya mendapatkan kebenaran.

Karena itu, sejatinya tujuan diadakannya debat ialah untuk mendapatkan kebenaran, bukan untuk meraih kemenangan bagi diri sendiri dan keinginan untuk tampil dan menang. Kemenangan di pengadilan akal budi adalah milik pihak yang mempunyai argumentasi dan bukti yang paling kuat.

Apa yang terkandung dalam Alquran menyiratkan seperti apa adab dalam berdebat. Allah SWT berfirman:

وَاِنَّآ اَوْ اِيَّاكُمْ لَعَلٰى هُدًى اَوْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

".... dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata." (QS Saba' ayat 24).

Ayat tersebut bahkan tidak secara langsung menyalahkan orang-orang musyrik atas kesesatannya. Tetapi menyebutkan bahwa salah satu dari kedua belah pihak berada dalam kebenaran atau kesesatan.

Maka, sepatutnya dalam berdebat menghindari pernyataan "pendapat saya benar dan pendapat kamu salah" karena sungguh Allah SWT adalah keadilan tertinggi.

Dengan demikian, kepada lawan debat jangan berkata, "Saya akan jelaskan kepada kamu apa yang benar dan apa yang Anda lakukan itu salah." Namun katakan pada lawan bicara, "Salah satu dari kita benar dan yang lainnya salah, jadi mari kita berdialog. Marilah kita mengetahui siapa di antara kita yang benar dan ikutilah jalan Allah SWT."

Karikatur Opini Republika : Cek Fakta Debat - (Republika/Daan Yahya)

 

 

 

Agama Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia telah mengajarkan prinsip berdebat yang baik dan benar. 

Prinsip berdebat menurut ajaran Islam diabadikan dalam Surat An-Nahl Ayat 125, berikut ini arti dan tafsir ayat tersebut yang menjelaskan prinsip berdebat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ 

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl Ayat 125)

Allah SWT menjelaskan bahwa jika terjadi perdebatan dengan kaum musyrikin ataupun ahli kitab, hendaknya Rasulullah membantah mereka dengan cara yang baik. 

Suatu contoh perdebatan yang baik adalah perdebatan Nabi Ibrahim dengan kaumnya yang mengajak mereka berpikir untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri, sehingga menemukan kebenaran. 

Tidak baik memancing lawan dalam berdebat dengan kata yang tajam, karena hal demikian menimbulkan suasana yang panas. Sebaiknya diciptakan suasana nyaman dan santai sehingga tujuan dalam perdebatan untuk mencari kebenaran itu dapat tercapai dengan memuaskan. 

Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang dapat menghambat timbulnya sifat manusia yang negatif seperti sombong, tinggi hati, dan berusaha mempertahankan harga diri karena sifat-sifat tersebut sangat tercela. 

Lawan berdebat supaya dihadapi sedemikian rupa sehingga dia merasa bahwa harga dirinya dihormati, dan dai menunjukkan bahwa tujuan yang utama adalah menemukan kebenaran kepada agama Allah SWT. 

Baca juga: 5 Pilihan Doa Ini Bisa Jadi Munajat kepada Allah SWT Perlancar Rezeki

Kelima, akhir dari segala usaha dan perjuangan itu adalah iman kepada Allah SWT, karena hanya Dialah yang menganugerahkan iman kepada jiwa manusia, bukan orang lain ataupun dai itu sendiri. 

 

Dialah Tuhan Yang Mahamengetahui siapa di antara hamba-Nya yang tidak dapat mempertahankan fitrah insaniahnya (iman kepada Allah) dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan, hingga dia menjadi sesat, dan siapa juga di antara hamba yang fitrah insaniahnya tetap terpelihara sehingga dia terbuka menerima petunjuk (hidayah) Allah SWT.

Sumber: alukah 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler