PB Djarum Gembleng Fisik dan Mental Atlet-Atlet Mudanya di Bandung
Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk mental juara para atlet PB Djarum.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --- Sebanyak 85 atlet muda binaan PB Djarum menjalani proses penempaan fisik dan mental di Zone 235 Outdoor Training Center, Cikole, Lembang, Bandung. Kegiatan itu digelar sejak Rabu (10/1/2024) hingga Sabtu (13/11/2024).
Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin mengatakan, upaya penggemblengan mental ini merupakan yang keempat kalinya sejak digelar pada 2011 lalu. Digelar secara berkala, kata dia, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk mental juara para atlet PB Djarum.
"Kita lihat hasilnya bagus. Memang tidak setiap tahun, 3-4 tahun sekali, menunggu yang muda-muda. Kami selalu menampilkan sesuatu yang baru. Kali ini kami menggandeng dari Unpad (Universitas Padjajaran) untuk kolaborasi memantau dan meminitor atlet-atlet kita," kata Yoppy.
"Diharapkan karakternya atlet PB Djarum ini tangguh dan gigih hambat-hambat yang ada.
Kami lahirkan sejak kecil agar nanti di pelatnas dan lebih tinggi sudah siap," ujar dia.
Yoppy mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketangguhan karakter, kerjasama tim, dan kedisiplinan.
"Dari pagi sampai malam mereka digembleng di alam terbuka. Menaklukkan sejumlah wahana tantangan, menguji keberanian. Tentunya keamaaan kami perhatikan. Dar sini diharapkan daya juang atlet-atlet U-11 hingga U-17 ini meningkat," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Annissa Apsyari selaku Psikolog di Bidang Layanan Asesmen & Intervensi dari Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran berucap, observer bertindak untuk mengamati kondisi psikologis para atlet, diantaranya kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, stabilitas emosi, resiliensi, daya tahan terhadap tekanan, dan kerja sama. Berdasarkan observasi psikologi yang dilakukan, diperoleh gambaran kondisi psikologis para atlet dalam mengatasi tantangan dan melakukan pengembangan diri.
“Melalui serangkaian simulasi/games tersebut, akan diamati bagaimana para atlet menghadapi tantangan dan mencoba beradaptasi serta bangkit dari kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Setelah melakukan simulasi/games, sesi diskusi akan dilakukan antara psikolog dan para atlet untuk memperdalam aspek psikologis, sehingga dapat menjadi masukan untuk perkembangan para atlet dalam bertanding dan berprestasi di bidangnya," kata Annissa.
Lebih lanjut, Annissa menuturkan bahwa kondisi psikologis menjadi aspek penting yang mempengaruhi seorang atlet mencapai hasil optimal baik dalam proses latihan maupun dalam pertandingan.
“Resiliensi dan daya tahan terhadap stres menjadi faktor yang penting sebagai penggerak bagi para atlet agar mereka memiliki daya juang yang tinggi untuk berlatih dan menjadi juara. Sehingga kami berharap, melalui rangkaian kegiatan ini, para atlet muda bisa memetik pembelajaran penting yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ketika meniti tangga menjadi atlet profesional,” ujar Annissa menambahkan.