Pesan Penting Nabi Muhammad kepada Sesama Muslim
Nabi Muhammad mengimbau setiap Muslim memperhatikan kehidupan sesama Muslim.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kekhasan ajaran Islam adalah adanya penegasan dari Nabi Muhammad bahwa setiap Muslim dan Muslim lainnya merupakan saudara. Mereka harus saling menguatkan.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad bersabda:
لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أ أَخَاهُ، فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّام
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
“Janganlah kalian saling membenci, jangan saling dengki dan iri, dan jangan pula saling memusuhi, jadilah bersaudara sesama hamba Allah, dan tiadalah halal bagi muslim untuk memutus hubungan / memusuhi saudara muslimnya lebih dari tiga hari” (Shahih Bukhari)
Sejak 14 abad lalu, lewat hadis tersebut Rasulullah SAW menegaskan bahwa kaum Muslim adalah bersaudara. Beliau mengimplementasikan hal itu dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Sekalipun tidak kenal satu sama lain, bahkan tanah airnya pun berbeda, mereka gembira dipersaudarakan atas dasar keimanan demi menggapai rida Allah SWT. Seruan persaudaraan seperti itu berlaku pula bagi setiap kaum Muslim.
Karena menganggap seseorang sebagai saudara, ia tidak akan rela membiarkannya nestapa. Ia tidak akan rela saudaranya diembargo pihak lain sehingga kekurangan sandang, pangan, dan bahkan obat-obatan. Kesadaran, perasaan, dan jiwanya akan senantiasa tersayat melihat saudaranya di negeri yang lain tengah getir menghadapi kesulitan hidup. Terlebih-lebih saat menyaksikan Muslim tanpa dosa yang terancam serbuan kaum kafir.
Lihat halaman berikutnya >>>
Meskipun ada rasa ''benci'' terhadap sesama Muslim, hal itu tidak menghalanginya untuk tetap merasakan penderitaan mereka. Semua ini dilakukan sebagai salah satu wujud keimanan. Nabi saw bersabda, ''Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Karena eratnya kesatuan sesama kaum Muslim ini, Rasulullah bersabda, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut mengajarkan dua hal. Pertama, kaum mukmin merupakan satu tubuh yang saling terkait dan menyatu. Penyakit yang terdapat pada sebagian mereka akan dapat berpengaruh kepada bagian lainnya bila tidak ada pencegahan dan sebaliknya. Kedua, karena satu tubuh, kaum mukmin semestinya secara otomatis dapat merasakan penderitaan dan kesulitan yang dirasakan saudaranya yang lain. Seraya ia berupaya agar penderitaan dan kesulitannya itu berkurang hingga hilang sama sekali.