Ratusan Petugas Dikerahkan untuk Kebakaran Hutan Australia

Warga Perth, Australia Barat, juga diimbau mengungsi.

EPA-EFE/EVAN COLLIS/DFES
Lebih dari 25 titik kebakaran hutan terjadi di Australia (ilustrasi).
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kebakaran hutan yang tak terkendali di dekat ibu kota Australia Barat, Perth, pada Ahad. Pihak berwenang juga telah mendesak penduduk yang berada di jalur kebakaran untuk mengungsi.

Baca Juga


Lebih dari 25 titik kebakaran hutan terjadi pada Ahad di negara bagian yang luas ini, dengan penduduk di daerah pedesaan Gingin dan Chittering di dekatnya terancam oleh kobaran api yang bergerak cepat. Demikian menurut keterangan dari pihak berwenang pemadam kebakaran.

Kebakaran hutan menjadi salah satu bencana yang mengancam Australia sebagai dampak dari El Nino, yang memicu topan, kekeringan, gelombang panas, dan kebakaran hutan.

Juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat negara bagian mengatakan bahwa 240 petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api, yang berada pada tingkat darurat, peringkat ancaman tertinggi.

"Jika jalan sudah aman, pergilah sekarang juga ke tempat yang lebih aman," demikian peringatan badan tersebut seperti dilansir Reuters, Senin (15/1/2024).

Kobaran api, yang telah membakar 417 hektar lahan semak belukar, terjadi pada hari Sabtu. Pada Ahad, lembaga prakiraan cuaca negara bagian mengeluarkan peringatan "bahaya kebakaran ekstrim" di beberapa bagian negara bagian Australia Barat di tengah peringatan gelombang panas yang diberlakukan sejak hari Sabtu.

Di Perth, suhu maksimum 35 derajat Celcius diperkirakan, lebih dari tiga derajat di atas suhu maksimum rata-rata kota pada bulan Januari, menurut data dari lembaga prakiraan cuaca. Dua musim kebakaran terakhir di Australia tidak separah kebakaran hutan pada tahun 2019-2020 yang menghancurkan, yang menghanguskan area seluas Turki dan menewaskan 33 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler