Biden Dicuekin, Mulai Hilang Kesabaran dengan Netanyahu

Biden dan pejabat senior Amerika lainnya merasa kecewa dengan Netanyahu.

EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS / POOL
Presiden AS Joe Biden berbicara singkat kepada awak media saat dia berjalan di Halaman Selatan Gedung Putih setelah tiba dengan Marine One, di Washington, DC, AS, 2 Januari 2024.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden kehilangan kesabaran terhadap  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait konflik di Gaza, demikian menurut sebuah laporan pada Ahad (14/1/2024).

Mengutip pejabat AS yang mengetahui hal itu, situs berita Axios melaporkan Biden dan pejabat senior Amerika lainnya merasa kecewa dengan Netanyahu dan penolakannya untuk mematuhi permintaan Pemerintah AS mengenai konflik di Gaza.

Baca Juga


BACA JUGA: Bela Israel di Sidang Mahkamah Internasional, Jerman Dikritik Balik Kerap Lakukan Genosida

"Situasinya buruk dan kami terjebak. Kesabaran Presiden mulai habis," kata Axios mengutip seorang pejabat AS.

Laporan itu juga menyebutkan Biden tidak terlibat dalam percakapan dengan perdana menteri Israel itu selama 20 hari terakhir. Panggilan telepon terakhir antara kedua pria itu berlangsung pada 23 Desember dan digambarkan berlangsung menegangkan.

"Ada rasa frustrasi yang luar biasa," kata pejabat lain AS kepada Axios.

Di antara permintaan AS kepada Netanyahu adalah...

Di antara permintaan AS kepada Netanyahu adalah pencairan pendapatan pajak Palestina yang ditahan Israel, keengganan Israel mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk Gaza, penolakan Netanyahu terhadap rencana AS agar Otoritas Palestina yang direformasi berperan di Gaza pasca-Hamas, dan pengurangan operasi Israel di Gaza.

Senator Demokrat Chris Van Hollen, yang menurut Axios telah melakukan kontak erat dengan para pejabat Amerika mengenai konflik tersebut mengatakan, "Pada setiap saat, Netanyahu telah memberikan isyarat penghinaan kepada Biden."

“Mereka memohon kepada koalisi Netanyahu, namun ditolak berulang kali,” kata senator tersebut kepada Axios.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina yang diklaim Tel Aviv menewaskan 1.200 orang di Israel.

Setidaknya 23.968 warga Palestina gugur, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan 60.582 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina. Menurut PBB, 85 persen penduduk Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sebanyak 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler