Guru Besar UGM Ungkap Bahaya Polio pada Anak

Kelumpuhan karena polio bersifat permanen dan tidak bisa diobati.

Republika/Alfian Choir
Vaksinasi polio pada anak di desa Tanjungsari, Manisrenggo, Klaten, Senin (15/1/2024).
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guru besar Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Mei Neni Sitaresmi menjelaskan sejumlah bahaya polio bagi anak. Menurutnya, polio menjadi masalah kesehatan serius lantaran polio mudah sekali menular.

Ia menjelaskan virus polio masuk ke dalam sistem pencernaan, bisa melalui tangan, makanan, minuman atau alat makan yang digunakan. Menurutnya, ketika ditemukan satu anak yang terkonfirmasi polio, bisa jadi ada 100 anak di sekitarnya yang tertular namun tidak bergejala.

Baca Juga


Namun, meski tidak menimbulkan gejala, mereka tetap bisa menularkan virus polio ke anak lainnya. Mei menjelaskan, jika polio menimbulkan gejala, maka anak akan mengalami gejala antara lain demam, nyeri pada sendi, sakit kepala, mual, dan muntah.

Polio juga banyak menyerang anak di bawah lima tahun. Namun, bisa juga menyerang anak di atas lima tahun jika riwayat imunisasinya tidak lengkap.

Selain itu, secara teori, polio juga bisa diderita oleh orang dewasa. Namun, hal tersebut sangat jarang karena pada orang dewasa daya tahan telah terbentuk untuk melawan virus polio. Mei juga mengatakan polio dapat menyebabkan kelumpuhan.

"Kelumpuhan karena polio ini bersifat permanen," kata Mei dalam keterangannya.

Menurut Mei, kelumpuhan akibat polio ini tidak bisa diobati. Hal yang bisa dilakukan adalah fisioterapi untuk mengurangi efek kelumpuhan tersebut dan mencegah badannya mengecil.

Pada beberapa kasus, polio...

Sedangkan pada beberapa kasus polio juga bisa mengakibatkan kejang-kejang bahkan meninggal dunia. Karena polio tidak bisa diobati, maka pencegahan menjadi mutlak untuk dilakukan. Mei menyebutkan beberapa langkah pencegahan yang mesti dilakukan secara komprehensif yakni vaksinasi.

"Pertama, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap untuk menguatkan daya tahan tubuh anak," ucap dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang dan pediatri sosial RSUP dr. Sardjito tersebut.

Daya tahan tubuh juga dapat ditingkatkan melalui perbaikan status gizi anak. Perilaku hidup bersih dan sehat juga mutlak harus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat guna mencegah penularan virus polio.

Daya tahan tubuh juga dapat ditingkatkan melalui perbaikan status gizi anak. Perilaku hidup bersih dan sehat juga mutlak harus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat guna mencegah penularan virus polio.

Sejumlah daerah di Jawa Tengah dan DIY menggelar kegiatan sub pekan imunisasi nasional (Sub PIN) hingga dua putaran. Putaran pertama dimulai 15 Januari 2024, sedangkan putaran kedua mulai 19 Februari 2024.

"Ini vaksin yang diteteskan ke mulut, sangat ringan dan aman," kata Mei.

Dirinya sangat menganjurkan masyarakat yang menjadi sasaran Sub PIN untuk mengikuti kegiatan tersebut. Meski demikian, vaksinasi rutin tetap harus dilakukan sesuai jadwal, karena vaksinasi Sub PIN ini tidak mengganggu vaksinasi rutin lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler