Carok Massal Juga Ternyata Pernah Terjadi di Madura 18 Tahun Silam
Budayawan Madura sebut kasus carok massal juga pernah terjadi pada 18 tahun silam.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Budayawan asal Sumenep, Madura, D Zawawi Imron mengungkapkan carok massal yang menewaskan empat orang di Desa Banyu Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, bukan pertama kali terjadi. Carok massal juga pernah terjadi di Desa Bujur Tengah, Pamekasan, Madura, pada 18 tahun silam. Dimana saat itu korbannya mencapai tujuh orang.
"Itu pernah terjadi tujuh orang meninggal juga di Pamekasan di Madura bagian tengah itu 18 tahun yang lalu. Carok yang massal, yang seperti itu, yang meninggalnya lebih dari tiga orang, 18 tahun baru ada lagi," kata Zawawi kepada Republika, Selasa (16/1/2024).
Terkait carok atau perkelahian satu lawan satu, menurut Zawawi, kejadian serupa terjadi tidak hanya di Madura. Tetapi di daerah lain juga sering terjadi. Hanya saja istilahnya yang berbeda.
"Kalau yang satu lawan satu ya perkelahian biasa yang bisa terjadi di mana-mana. Juga di Jawa, di mana di daerah lainnya," ujarnya.
Zawawi menjelaskan, sebenarnya carok adalah perkelahian biasa. Meskipun bagi sebagian orang Madura, dianggap ada hubungannya dengan nilai-nilai ketersinggungan. Dinamakan carok, karena memang perkelahian dalam bahasa Madura disebut carok.
"Sebenarnya hal-hal yang seperti itu terjadi juga di Jakarta misalnya tawuran. Kan biasanya lebih banyak dari carok. Tapi mungkin senjatanya berbeda," ucapnya.
Zawawi bersyukur lantaran semakin hari peristiwa carok di Madura semakin jarang. Terutama setelah banyaknya warga Madura yang melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Lebih banyak masyarakat yang menyelesaikan persoalan lewat jalan damai.
"Sudah banyak yang sekolah sampai SMA, sudah mondok di pesantren. Biasanya menghindari, selagi jalan damai bisa ditempuh," kata dia.