Kurangi Impor LPG, Menteri ESDM Minta Percepat Pembangunan Infrastruktur Gas
Pembangunan infrastruktur gas bumi juga untuk memasok kebutuhan masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, meminta pihak-pihak terkait mempercepat penyelesaian infrastruktur gas bumi sebagai upaya memenuhi peningkatan kebutuhan gas di dalam negeri.
"Kita harus membangun infrastruktur untuk bisa mengakomodasi tambahan pasokan gas dari hasil produksi baru dan menjamin kebutuhan gas domestik, termasuk jaringan gas kota (jargas)," kata Arifin Tasrif dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Ia pun meminta pembangunan infrastruktur gas bumi ruas Cirebon-Semarang tahap II selesai pada 2025. Demikian pula, proyek pipa transmisi ruas Dumai-Sei Mangkei harus segera dimulai sebagai antisipasi tambahan produksi dari Blok Andaman, yang menyimpan cadangan besar.
"Jadi, proyek transmisi gas Cirebon-Semarang harus diselesaikan pada awal 2025. Kemudian, kita juga harus memulai pembangunan pipa transmisi di koneksi antara Dumai dan Sei Mangkei untuk mengantisipasi tambahan produksi dari Blok Andaman," kata Arifin.
Ia mengatakan pembangunan infrastruktur gas tersebut akan memakan waktu beberapa tahun, sehingga harus disesuaikan agar bisa menampung tambahan gas dari Blok Andaman.
"Dengan demikian, kita bisa mengamankan pasokan untuk dalam negeri. Kita bisa mewujudkan ketahanan energi di dalam negeri," jelasnya.
Arifin menambahkan pembangunan infrastruktur gas bumi juga untuk memasok kebutuhan masyarakat lewat program jargas.
"Kita mengupayakan dibangun pipa transmisi untuk interkoneksi antarpulau agar kota-kota besar, paling tidak yang terlintas maupun kota kecil bisa terhubung oleh pipa. Sambungan pipa tersebut nanti akan disambung lagi untuk membangun jaringan gas ke seluruh wilayah dari hub-hub yang sudah dilalui oleh jargas tersebut," ungkapnya.
Arifin mengungkapkan jaringan gas itu sangat diperlukan karena di banyak negara juga memanfaatkan gas alam untuk sumber kebutuhan energi rumah tangga, termasuk hotel dan tempat wisata.
"Kita harus mengoptimalkan itu. Kenapa harus kita lakukan? Karena, kita juga harus menghemat devisa karena impor elpiji kita sudah kurang lebih 5-6 juta ton per tahun," jelasnya.
Selain menghemat devisa, pembangunan jargas merupakan upaya pemerintah mempermudah masyarakat mendapatkan energi langsung dari rumahnya.
"Tidak lagi harus gotong-gotong elpiji tabung 3 kg, cukup buka keran, sudah keluar gasnya. Inilah yang memang harus kita upayakan," sebut Arifin.