100 Hari Genosida di Gaza

Jangan berhenti membela Palestina, sampai Palestina merdeka.

AP Photo/Hussein Malla
Seorang siswa sekolah dasar Palestina menggendong jenazah anak-anak Palestina tiruan, saat ia menghadiri aksi duduk bersama siswa lainnya di luar kantor Delegasi Uni Eropa untuk Lebanon, untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina di Gaza, di Beirut, Lebanon, Kamis, (14/12/2023).
Red: Gita Amanda

Oleh Jurnalis Republika Gita Amanda

Baca Juga


REPUBLIKA.CO.ID, Genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza nyatanya telah memasuki hari ke 100. Dorongan untuk gencatan senjata dan penghentian serangan terus dilakukan meski belum membuahkan hasil. 

Israel tak mengindahkan semua seruan penghentian perang ini. Dengan membabi buta, pasukan zionis tetap pada pendirian mereka menyerang rakyat di Gaza dengan dalih menumpas kelompok Hamas. Namun banyak hal telah terjadi dalam 100 hari Perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza ini.

1. Langkah Afsel menggugat Israel ke Mahkamah Internasional

Menteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola (tengah), Duta Besar Afrika Selatan untuk Belanda Vusimuzi Madonsela (kanan) berbincang sebelum sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ),di The Hauge, Belanda, (11/1/2024). - (EPA-EFE/REMKO DE WAAL)

Langkah Afrika Selatan (Afsel) menyeret Israel ke sidang Mahkamah Internasional (ICJ) membuat kagum banyak pihak. Persidangan dugaan genosida Israel di Gaza, digelar selama dua hari di ICJ. Di hari pertama persidangan, Afsel, selaku penggugat, memaparkan bukti-bukti terkait adanya intensi dan tindakan genosida yang dilakukan Israel di Gaza.

Pengacara yang mewakili Afsel, Adila Hassim, mengatakan kepada panel hakim ICJ bahwa Israel telah melanggar Pasal II Konvensi Genosida. Hal itu mencakup “pembunuhan massal” terhadap warga Palestina di Gaza.

Meski begitu, namun langkah Afsel ini tak digubris oleh Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan tidak ada hal yang bisa menghentikan negaranya untuk menumpas habis Hamas di Jalur Gaza, termasuk keputusan ICJ.

2. Perang menyebabkan pengungsian terbesar 

Warga Palestina mengungsi ke Jalur Gaza selatan di Jalan Salah al-Din di Bureij, Jalur Gaza, pada Rabu, (8/11/2023). - (AP Photo/Hatem Moussa)

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan, agresi Israel ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama 100 hari telah menyebabkan pengungsian terbesar rakyat Palestina sejak peristiwa Nakba di tahun 1948. UNRWA mencatat dari 2,3 juta penduduk Gaza, 1,9 juta di antaranya telah mengungsi dan tinggal di kamp-kamp pengungsian. Sangat jauh dari angka pengungsian saat peristiwa Nakba, saat itu 760 ribu warga Palestina melakukan eksodus selama perang.

3. Konflik meluas

Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir antara Israel dan kelompok Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon. - (AP)

Perang yang terjadi antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza nyatanya kini semakin meluas. Di Laut Merah, kelompok Houthi Yaman mengklaim ikut membantu Palestina dengan menyerang kapal-kapal Israel.

Namun kini tak hanya kapal Israel yang menjadi sasaran Houthi, kapal kargo milik AS dan Inggris pun menjadi objek serangan. Hal tersebut membuat AS dan Inggris akhirnya melancarkan serangan ke Yaman dengan dalih ingin membuat Houthi menghentikan serangannya di Laut Merah. 

Di perbatasan Lebanon ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel sejak tentara negara Zionis itu melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober. Baku tembak lintas batas baru-baru ini terjadi antara Hizbullah dan pasukan Israel, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.

Dampak nyata boikot.... (baca halaman selanjutnya)

 

4. Dampak nyata boikot

Peserta membawa poster boikot McD saat mengikuti aksi damai Indonesia Turun Tangan Bantu Palestina di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (21/10/2023). Aksi damai bantu Palestina kali ini diikuti oleh pelajar, santri, dan mahasiswa di Yogyakarta. Pada aksi ini mereka mengutuk kebiadaban Israel usai mengebom rumah sakit yang menewaskan 500 warga Palestina. Selain orasi juga dilakukan penggalangan dana bantuan dan ditutup dengan doa bersama bagi rakyat Palestina. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat di seluruh dunia untuk membantu Palestina adalah dengan melakukan aksi boikot sejumlah produk yang terafiliasi dengan Israel. Dan aksi tersebut nyatanya berdampak cukup besar pada merek-merek tersebut.

Starbuck misalnya, aksi boikot dalam satu tahun terakhir menyebabkan perusahaan mengalami penurunan nilai pasar sebesar hampir 11 miliar dolar AS pada akhir 2023. Begitu juga dengan waralaba McDonalds terutama untuk gerai gerai di wilayah Timur Tengah. Begitu juga dengan merek-merek lain yang masuk dalam daftar boikot BDS, ikut merasakan dampak nyata. Di dalam negeri tak heran jika kemudian merek-merek yang masuk dalam daftar boikot berusaha “membersihkan nama” dengan ramai-ramai menyalurkan bantuan untuk Palestina. 

5. Israel janjikan rakyat Palestina memerintah di Gaza

Aksi protes atas serangan Israel di Jalur Gaza terus dilakukan di berbagai tempat di dunia. - (EPA-EFE/JOEL CARRETT)

Terbaru, Israel menjanjikan rakyat Palestina akan menjadi pemimpin dan bisa membentuk pemerintahaan sendiri di Jalur Gaza usai perang. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant meyakinkan publik bahwa Jalur Gaza akan dikontrol dan diperintah oleh rakyat Palestina ketika perang dengan Hamas berakhir. Namun dia mengatakan, nantinya pasukan Israel akan tetap memiliki kebebasan beroperasi di wilayah tersebut.

Perang di Jalur Gaza belum berakhir, namun rakyat Palestina di sana terus melakukan perlawanan. Meski Israel menyatakan sedikit lagi akan memenangkan pertempuran di Gaza, namun fakta di lapangan justru pasukan Israel terus mengalami kerugian baik dari sisi peralatan maupun personel.

Dukungan Indonesia untuk Palestina... (baca halaman selanjutnya)

 

Dukungan terhadap Palestina juga masih terus mengalir deras dari berbagai penjuru dunia, termasuk di dalam negeri. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia akan memberikan masukan di Mahkamah Internasional terkait konflik Palestina-Israel pada 19 Februari nanti.

Indonesia merupakan salah satu negara anggota PBB yang diundang ICJ untuk memberikan pandangan hukum soal genosida yang dilakukan Israel di Gaza. Retno mengatakan tindakan tak sah yang dilakukan Israel harus dihentikan. 

Hadirnya Indonesia di Mahkamah Internasional ini diharapkan akan menjadi langkah diplomasi kuat dalam mendukung upaya perjuangan Palestina. Jangan berhenti membela Palestina, sampai Palestina merdeka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler