Carok Massal, Habib Abdul Qodir: Orang Madura Rela Angkat Celurit demi Tiga Hal Ini
Carok yang terjadi di Madura di zaman sekarang telah kehilangan makna.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Carok sangat identik dengan orang-orang Madura. Pada zaman dulu, carok akan terjadi jika harga diri orang-orang Madura diinjak-injak oleh orang lain.
Dalam carok itu, orang Madura akan bertaruh nyawa untuk memulihkan harga dirinya tersebut. Namun, apa saja yang membuat orang Madura angkat celurit?
Dalam salah satu ceramahnya, Pendakwah asal Probolinggo Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba’abud mengungkapkan ada tiga hal yang membuat orang Madura mengangkat celuritnya.
“Orang dulu itu (Madura) mengangkat arit untuk tiga (hal),” ujar Habib Abdul Qodir dikutip dari video ceramahnya yang diunggah akun Instagram Timeline.Madura, Rabu (17/1/2024).
Pertama, menurut dia, orang Madura akan mengangkat celuritnya jika gurunya diganggu. “(Kalau) ada yang nyakitin kiai, menyakiti guru itu gelap pak! Mata ditutup, telinga ditutup, langsung sikat, itulah orang Madura dulu,” kata Habib Abdul Qodir.
Kedua, orang Madura akan mengangkat celuritnya jika orang tuanya diganggu. Sedangkan yang ketiga, orang Madura akan mengangkat celuritnya jika istrinya diganggu orang lain. Karena, hal itu akan sangat merendahkan harga dirinya.
“Mon bini e seddhing, saporana, apa ca’en oreng Maddhure, ‘Anak ghentongga ate, bini ghentongga pate (Kalau istri disentuh, ya mohon maaf. Kalau kata orang Madura, ‘anak gantungannya hati, istri gantunganya mati’),” jelas Habib Abdul Qodir.
Dalam ceramahnya, dia pun menjelaskan orang Madura zaman dulu sukses karena tiga hal, yaitu karena akhlaknya baik, jujur, dan ibadahnya bagus. “Makanya orang Madura dulu itu sukses karena sebab tiga ini,” ucap dia.
Namun, carok yang terjadi di Madura di zaman sekarang telah kehilangan makna. Karena, carok kini juga bisa terjadi karena hal sepele. Seperti peristiwa carok massal yang terjadi di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan baru-baru ini.
Pelaku carok yang terlibat dalam perkelahian massal tersebut ada enam orang. Mereka berkelahi menggunakan celurit karena hal sepele, yakni karena tersinggung dengan teguran salah satu pelaku. Karena para pelaku tidak bisa mengontrol emosinya, akhirnya terjadilah carok massal tersebut.
Dalam peristiwa yang terjadi pada 12 Januari 2024 ini, empat orang tewas di tempat, yaitu MT, MR, NJ, dan H. Keempatnya tewas seketika setelah dibacok oleh kedua pelaku, yakni HB dan MN yang merupakan kakak beradik.