Penasihat Keamanan Netanyahu Akui Hamas Belum Terkalahkan
Israel telah melancarkan serangan membabi buta di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Penasihat keamanan nasional Israel Tzachi Hanegbi mengakui kelompok perlawanan Palestina, Hamas, belum terkalahkan. Hal itu merujuk pada situasi terkini di Gaza setelah 100 hari perang berlangsung.
"Masih terlalu dini untuk membicarakan langkah selanjutnya tentang Hamas karena kelompok perlawanan itu belum terkalahkan," ujar Hanegbi kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, dikutip oleh surat kabar Yedioth Ahronoth, pada Rabu (17/1/2024).
Israel telah melancarkan serangan tanpa pandang bulu di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan itu telah membuat setidaknya 24.448 warga Palestina gugur dan melukai 61.504 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Militer Israel mengatakan setidaknya 529 prajurit mereka tewas sejak pecahnya konflik Gaza di tengah pertarungan sengit dengan tentara perlawanan Palestina. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan menghentikan perang Gaza hingga Hamas binasa dan semua sandera dibebaskan.
Netanyahu telah mendapatkan banyak kritik atas kegagalan pemerintahannya merumuskan rencana pasca perang. Sementara itu, Hamas diyakini menahan hampir 136 warga Israel sebagai sandera di Jalur Gaza.
Pada Senin, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengumumkan diakhirinya operasi darat "intensitas tinggi" di Jalur Gaza utara. Dia mengatakan perang dengan intensitas tinggi juga akan segera berakhir di Gaza selatan.
Menurut data PBB, sekitar 85 persen warga Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan gencar Israel. Semuanya mengalami kerawanan pangan.
Ratusan ribu warga Palestina hidup tanpa tempat bernaung. Di sisi lain, truk bantuan yang dapat memasuki wilayah itu kurang dari separuh dibandingkan sebelum terjadinya konflik.