Tujuh Ibadah dan Amalan Sederhana untuk Memperbanyak Rezeki

Allah menjamin rezeki setiap hamba-Nya.

Republika
Berdoa (Ilustrasi)
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Allah memastikan setiap makhluk-Nya pasti mendapatkan rezeki. Tak perlu ada hamba Allah yang mengkhawatirkan akan tidak dapat rezeki. Meski dalam keadaan sangat lemah sekalipun, seorang makhluk pasti dapat rezeki atau sudah ditentukan rezekinya. 

Baca Juga


Hal ini dijelaskan dalam Kitab Mawaizh al Ushfuriyah. Dikisahkan ada seorang bangsawan berpakaian mewah menyaksikan seekor burung terbang bolak balik dari satu tempat ke lainnya. Bangsawan itu bertanya-tanya, ada apa dengan burung tersebut. 

Dia kemudian menunggangi kuda dan memacu hewan yang terkenal berlari kencang tersebut mengejar si burung. Kemudian dia menyaksikan burung itu mendarat di sebuah tempat. Di sana si burung menggunakan paruhnya membawa makanan ke arah mulut seorang yang terbaring sangat lemah.

Bangsawan itu turun dari kudanya. Kemudian berbicara kepada orang tersebut tentang keadaannya. Lalu diketahuilah, bahwa orang itu adalah pengelana yang menjadi korban perampokan yang kehabisan bekal. Namun setiap hari, selalu ada burung datang menyuapinya makanan, sehingga orang itu mendapatkan asupan meskipun sedikit.

Ibrah dari kisah ini adalah, setiap makhluk sudah dan pasti mendapatkan rezekinya.

Nah selain itu, ada tujuh tirakat yang jika ditekuni akan melapangkan rezeki seseorang. Berikut ulasannya.

Pertama, menafkahi pencari ilmu.

Mereka yang mencari ilmu, terutama ilmu agama, adalah termasuk para pejuang di jalan Allah. 

وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụn

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Sebuah hadits dari Anas bin Malik menjelaskan bagaimana pemberi nafkah orang mencari ilmu dilapangkan rezekinya.

Anas bin Malik RA berkata, ”Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang menuntut ilmu pada majelis Rasulullah SAW, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah SAW (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu). Maka Nabi SAW bersabda, ”Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR Tirmidzi).

 

Lihat halaman berikutnya >>>   

 

 

Kedua, hijrah di jalan Allah

Mereka yang berpindah dari satu tempat ke lainnya untuk mengagungkan asma Allah, untuk beribadah kepada Allah, pasti dilapangkan rezekinya. Dahulu umat Islam di Makkah berhijrah ke Madinah. Kemudian ditolong orang-orang Madinah. Lalu mereka menjadi berlimpah rezekinya.

Utsman bin Affan adalah salah seorang kaum muhajirin yang berlimpah rezeki. Bahkan namanya dan total kekayaannya tercatat di Bank ar-Rajhi Arab Saudi saat ini.

وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِى ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Wa may yuhājir fī sabīlillāhi yajid fil-arḍi murāgamang kaṡīraw wa sa'ah, wa may yakhruj mim baitihī muhājiran ilallāhi wa rasụlihī ṡumma yudrik-hul-mautu fa qad waqa'a ajruhụ 'alallāh, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā

Artinya: Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ketiga, Melaksanakan haji dan umrah.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: ”Lakukanlah haji dan umrah, karena keduanya akan menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat besi, emas, dan perak.” (HR Ahmad).

Keempat, Menyedekahkan harta

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ ۚ وَمَآ أَننفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

Qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min 'ibādihī wa yaqdiru lah, wa mā anfaqtum min syai`in fa huwa yukhlifuh, wa huwa khairur-rāziqīn

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Kelima, bersilaturahmi 

Menyambung tali asih, menambah teman, menambah jaringan, merupakan jalan mendapatkan rezeki.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخاري ومسلم)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda ”Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keenam, bertakwa dan bertawakkal kepada Allah

Selalu jalankan perintah Allah dan jauhi larangan-Nya. Kemudian pasrahkan apa yang sudah dikerjakan dan didoakan.

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا 

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

wa may yattaqillāha yaj’al lahụ makhrajā wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Ketujuh, memperbanyak istighfar dan tobat

Memohon ampunan atau istighfar merupakan cara kita berdekatan dengan Allah. Kita mengingat kembali dosa yang diperbuat. Kemudian memohon ampunan kepada-Nya secara terus-menerus. Dengan begitu Allah akan memberikan ampunan. Juga melapangkan rezeki. Lafazh istighfar adalah sebagai berikut

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

“Astaghfirullôhal ‘adzîm alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaihi”.

(Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri).

Allah berfirman dalam Surah Nuh 10-12

فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا

يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا

وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا

fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā

yursilis-samā`a ‘alaikum midrārā

wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj’al lakum jannātiw wa yaj’al lakum an-hārā

Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,

Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler