Hati-Hati, Amalan Fisik Bisa Menjadi Tercela Jika Abaikan Hal Ini
Orang yang riya dalam melakukan amal shaleh sejatinya ia telah meninggalkan Allah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyimpangan amalan ibadah dapat saja terjadi bagi seorang Muslim apabila ia abai terhadap segi-segi yang merusak nilainya. Untuk itu, Rasulullah SAW menekankan pentingnya kebersihan hati bagi setiap Muslim.
Allah SWT menciptakan hati dan menjadikannya sebagai raja dan anggota badan sebagai bala tentaranya. Jika raja itu baik, maka bala tentaranya juga ikut baik.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging yang jika baik, akan baiklah seluruh tubuh dan sebaliknya jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, sepotong daging itu adalah hati.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dalam kitab Tafsir Al Usyr Al Akhir disebutkan mengenai amalan fisik yang bisa saja rusak apabila menanggalkan amalan hati. Penyimpangan ibadah hati bisa merusak ibadah yang dilakukan anggota badan seperti ria dalam beramal.
Orang yang riya dalam melakukan amal shaleh sejatinya ia telah meninggalkan Allah dalam niat dan perilakunya. Sehingga penting kiranya bagi umat Islam untuk senantiasa menghadirkan ibadah hati terlebih dahulu di dalam laku, sikap, dan tutur kata.
Amalan dalam Islam terbagi tiga...
Dijelaskan bahwa amalan di dalam Islam itu terbagi menjadi tiga.
Amalan dalam Islam
1. Kemaksiatan
Niat yang baik untuk melakukan maksiat tidak akan mengubahnya menjadi ketaatan, bahkan jika diiringi dengan maksud yang jahat akan melipatgandakan dosanya.
2. Mubah atau perkara yang dibolehkan
Segala aktivitas yang sifatnya mubah jika diiringi dengan niat (yang baik) bisa berubah menjadi amalan kebaikan
3. Ketaatan
Sah atau diterimanya suatu ketaatan sangat berkaitan erat dengan niat, begitu pula pelipatgandaan pahalanya. Jika ia berniat ria akan berbalik menjadi maksiat dan syirik kecil bahkan bisa menjadi syirik besar.
Macam-macam riya...
Macam-Macam Riya dalam Ibadah
Ada tiga jenis riya yang disebutkan dalam kitab ini. Berikut penjabarannya.
1 Faktor pendorong melakukan ibadah adalah semata-mata ria. Jika terjadi seperti ini maka bentuk kesyirikan dan ibadahnya menjadi rusak.
2. Amalan tersebut pada awalnya karena Allah, lalu kemudian dicampuri riya
Jika ibadah tersebut tidak ada kaitannya antara yang terakhir dan yang pertama seperti sedekah, maka yang pertama sah dan yang terakhir tidak. Sebaliknya, jika yang terakhir terkait dengan yang pertama seperti sholat, maka dalam hal ini ada dua keadaan.
Keadaan pertama, bila ia berusaha menyingkirkan riya, maka riya tersebut tidak membahayakan amalannya. Kedua, jika ia tetap melanjutkan riya maka ibadahnya tersebut menjadi batal semuanya.
3. Riya yang terjadi setelah amal dilakukan
Maka ini adalah rasa was-was yang tidak berpengaruh terhadap amalan maupun pelakunya. Selain itu ada pula pintu-pintu riya yang halus yang wajib diwaspadai, yakni melakukan amal shaleh hanya yang terkait dengan dunia.