Dari SGIE ke Grenflation, Ini Empat Istilah yang Membingungkan Cak Imin dan Mahfud MD
Cawapres lawan kerap kebingungan menjawab pertanyaan yang menggunakan istilah asing.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dua kali acara debat calon wakil presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tuntas. Menyisakan satu debat final calon presiden yang akan digelar Februari, sebelum hari pemilihan. Dua kali debat cawapres meninggalkan banyak momen, terutama aksi cawapres pasangan calon nomor urut 2, yakni Gibran Rakabuming Raka. Republika mengompilasi momen-momen Gibran, yang ternyata memicu kontroversi itu, karena tidak bisa dijawab dengan memuaskan oleh cawapres lawan.
Ini membuat KPU harus merilis satu aturan saat debat, karena diprotes oleh dua tim lainnya. Bilang menggunakan istilah asing dan singkatan maka harus dijelaskan dahulu oleh cawapres penanya sebelum dijawab oleh lawannya. Berikut istilah istilah tersebut:
Carbon Capture and Storage
Istilah ini disampaikan Gibran kepada cawapres paslon 3, Mahfud MD dalam debat cawapres pertama. Mahfud MD tidak menjawab pertanyaan Gibran itu dengan memuaskan. CCS adalah satu teknologi yang mampu menangkap buangan karbon yang harusnya ke udara, dialihkan ke dalam satu lokasi geologi tertentu, yang umumnya di dalam tanah. Dengan demikian ini bisa mengurangi polusi udara.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menegaskan strategi Indonesia untuk menjadi hub penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture storage atau CCS). Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi menyebut Indonesia berdiri di garis depan era industri hijau dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 yang mencapai 400 hingga 600 gigaton di depleted reservoir dan saline aquifer.
Potensi itu memungkinkan penyimpanan emisi CO2 nasional selama 322 hingga 482 tahun, dengan perkiraan puncak emisi 1,2 gigaton CO2-ekuivalen pada tahun 2030.
SGIE
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka melontarkan pertanyaan jebakan kepada cawapres nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar. Gibran melontarkan pertanyaan tentang SGIE. Cak Imin pun dengan jujur menjawab tidak tahu terkait SGIE.
Adapun SGIE adalah praktik ekonomi syariah di Indonesia yang terus tumbuh di tengah tantangan pemulihan ekonomi nasional. Terbukti, berdasarkan Data State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022 yang dirilis DinarStandard (31/3), Indonesia mempertahankan posisi keempat dunia dalam hal pengembangan ekosistem ekonomi syariah yang kuat dan sehat.
Melalui SGIE Report 2022, produk makanan halal (halal food) Indonesia juga dilaporkan menempati peringkat dua dunia. Sebuah prestasi membanggakan, mengingat selangkah lagi Indonesia dapat menjadikan produk makanan halal Indonesia sebagai nomor satu di dunia. Tak hanya itu, SGIE Report 2022 pun menunjukkan kemajuan Indonesia dalam inovasi di beberapa aspek ekonomi syariah lainnya.
Greenflation
Debat keempat yang melibatkan calon wakil presiden (cawapres) memunculkan istilah Greenflation atau inflasi hijau. Greenflation ditanyakan oleh cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka kepada cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Dikutip dari situs resmi Bank Sentral Eropa (ECB), terdapat pidato mengenai greenflation yang melanda dunia bersama dengan adanya climateflation dan fossilflation.
Disebutkan, banyak perusahaan yang mengadaptasi proses produksinya dalam upaya mengurangi emisi karbon. Namun, sebagian besar teknologi ramah lingkungan memerlukan sejumlah besar logam dan mineral, seperti tembaga, litium, dan kobalt, terutama selama masa transisi.
Kendaraan listrik, misalnya, menggunakan mineral enam kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional. Pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai membutuhkan jumlah tembaga tujuh kali lipat dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga gas.
Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan, pasokan menjadi terbatas dalam jangka pendek dan menengah. Biasanya diperlukan waktu lima hingga 10 tahun untuk mengembangkan tambang baru.
Ketidakseimbangan antara meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan menjadi alasan mengapa harga banyak komoditas penting meningkat secara signifikan. Harga litium, misalnya, telah meningkat lebih dari 1.000 persen sejak Januari 2020 hingga 2022.
Perkembangan-perkembangan ini menggambarkan sebuah paradoks penting dalam upaya melawan perubahan iklim: semakin cepat dan mendesak peralihan menuju perekonomian yang lebih ramah lingkungan, maka akan semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan dalam jangka pendek.
LFP (Lithium Ferro Phospate)
Saat debat di arena, kemarin malam, Gibran menyinggung kampanye Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin (Amin) yang terus mengangkat isu soal LFP, yang dinilai bisa menggantikan nikel untuk baterai. Dalam hal ini, sosok yang berbicara mengenai LFP beberapa waktu lalu adalah Thomas Lembong, Co-Captain Timnas Amin.
LFP adalah satu teknologi batere untuk kendaraan listrik. Berbeda dengan batere pada umumnya yang menggunakan nikel, FLP sama sekali bebas nikel. Salah satu kendaraan listrik yang menggunakan FLP adalah Tesla, mobil besutan Elon Musk.
FLP menjadi isu karena berlawanan dengan arah hilirisasi tambang di Indonesia yang dominan pada nikel. Dua jenis teknologi batere yang menggunakan nikel adalah Nikel Manganese Cobalt (NMC) dan Nikel Cobalt Alumnium (NCA). Di Indonesia, tambang nikel untuk menghasilkan batere jenis ini bekerja sama dengan investor Cina.