Indonesia tak Kebagian 10 Gelar Awal Tahun, Semoga tak Berlanjut ke Indonesia Masters 2024
Bulu tangkis Indonesia benar-benar sedang disorot.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fitrianto, Wartawan Olahraga Republika
Terlambat start atau yang lebih tepatnya adalah awal yang buruk, ditorehkan pemain bulu tangkis Indonesia. Dari dua turnamen resmi BWF awal tahun yang sudah digelar tak satu pun di bawa pulang tim merah putih.
Dari dua turnamen Malaysia Open (BWF Super 1000) dan India Open (BWF Super 750), sudah 10 gelar yang diperebutkan. Jangankan gelar juara, lolos semifinal pun tak mampu diraih skuad Pelatnas Cipayung ini, semuanya tumbang di babak awal bahkan hanya dua yang tersisa main di hari Jumat alias babak 8 besar.
Level bulu tangkis Indonesia hanya lolos di babak besar saja. Sementara sejumlah negara pesaing Kita tetap konsisten meraih gelar juara. Dari 10 gelar dua turnamen awal China dominan dengan tiga gelar, dua di Malaysia dan satu di India.
Jepang dan Korea Selatan berada di posisi kedua dengan dua gelar masing-masing satu di Malaysia Super 1000 dan India Super 750. Selanjutnya ada Denmark satu gelar Super 1000, China Taipei dan Thailand satu gelar super 750.
Hari ini perjuangan pemain bulu tangkis kita kembali di uji di ajang Indonesia Masters 2024. Kali ini mereka akan tampil di depan pendukung sendiri, Istora Senayan yang terkenal dengan dukungan penonton yang luar biasa.
Harapannya tentu saja, hasil buruk di dua turnamen awal jangan lagi berlanjut. Apalagi tahun lalu Indonesia dapat dua gelar di ajang BWF Super 500 ini, ketika itu Jonatan Christie dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin mampu naik podium tertinggi turnamen berhadiah uang total Rp 6,3 miliar tersebut.
Penggemar bulu tangkis di Indonesia, tampaknya juga ragu dengan pemain tuan rumah bisa meraih juara di Indonesia Masters 2024. Ini bisa terlihat dari penjualan tiket untuk babak final justru yang paling banyak tersisa di banding hari pertama hingga hari kelima (babak semifinal).
Dalam jumpa pers kemarin, ketua panitia Indonesia Masters 2024, Arman Darmadji menyatakan tiket final yang masih tersisa lebih banyak di banding hari lainnya. Masih tersisa 500 tiket lagi, padahal sejatinya partai final lah yang paling menarik di saksikan.
Bisa jadi ini imbas dari kegagalan di dua turnamen awal tahun yang tak ada satu pun wakil Indonesia lolos semifinal. Tentu saja selain menikmati permainan bulu tangkis kelas dunia, para fan datang ke Istora Senayan untuk mendukung pemain tuan rumah, kalau tidak ada yang di dukung pasti serasa hambar. Ibarat sayur tanpa garam.
Semoga saja pemain kita bisa bangkit dan menampilkan permainan terbaiknya, tidak lagi bertumbangan di hari Jumat. Sehingga para penggemar tetap memadati Istora Senayan hingga akhir turnamen. Hari ini perjuangan itu dimulai, selamat bertanding bikin bangga Indonesia