Selandia Baru Kirim Tim untuk Operasi Pertahanan di Laut Merah
Terdapat enam anggota tim pertahanan yang dikiririm ke Timur Tengah.
REPUBLIKA.CO.ID, SELANDIA BARU -- Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengatakan negaranya akan mengirimkan enam anggota tim pertahanan ke Timur Tengah. Pengerahan tim pertahanan ini sebagai bagian dari koalisi internasional untuk memperkuat keamanan maritim di Laut Merah.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris menggelar serangan udara ke target-target Houthi di Yaman. Sebagai respon atas serangan kelompok yang didukung Iran itu pada kapal-kapal komersial yang berlayar di Laut Merah untuk menunjukkan solidaritas pada rakyat Palestina yang dibombardir Israel di Gaza. "Serangan-serangan Houthi ke kapal-kapal komersial dan angkatan laut adalah ilegal, tidak bisa diterima dan sangat mengganggu stabilitas," kata Luxon dalam konferensi pers, Selasa (23/1/2024).
"Pengerahan ini kelanjutan dari sejarah lama Selandia Baru mempertahankan kebebasan navigasi bagi di Timur Tengah dan kawasan lain yang lebih dekat," tambahnya. Pada Senin (22/1/2024) kemarin AS dan Inggris kembali menggelar serangan ke Yaman yang mengincar gudang bawah tanah Houthi serta kapabilitas rudal dan pengintaiannya. Pentagon mengatakan serangan-serangan ini memperlemah kapabilitas Houthi menggelar serangan rumit.
Serangan-serangan Houthi yang menguasai banyak wilayah di Yaman mengganggu lalu lintas perdagangan dunia dan memicu kekhawatiran inflasi global. Selain itu memperdalam kekhawatiran perang Israel di Gaza menyebar ke seluruh kawasan.
Luxon mengatakan tidak ada personel pertahanan Selandia Baru yang masuk Yaman atau terlibat dalam pertempuran mana pun. Tapi akan berkontribusi di kapal pertahanan kolektif di Timur Tengah, sesuai dengan hukum internasional.
Menteri Luar Negeri Winston Peters mengatakan tindakan Selandia Baru tidak boleh disamakan dengan posisinya dalam perang Israel di Gaza. "Setiap anggapan dukungan kami pada keamanan maritim di Timur Tengah berhubungan dengan perkembangan baru-baru ini di Israel dan Jalur Gaza adalah salah," kata Peters. Selandia Baru mendorong gencatan senjata kemanusiaan, jeda kemanusiaan dan mendesak langkah menuju gencatan senjata berkelanjutan di Gaza.