Berdayakan Masyarakat, Sekolah Adat Lamalera Bernama Ruang Kolaborasi Dibangun
Ruang Kolaborasi akan diluncurkan dengan sasaran sekolah menengah pertama
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sekolah adat Lamalera yang disebut Ruang Kolaborasi akan dibangun. Tujuan dari pembangunan Ruang Kolaborasi ini adalah untuk meningkatkan pariwisata di Lamalera. Serta, agar masyarakat bisa menerapkan keberlanjutan melalui penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT).
Pembangunan sekolah adat ini, dilakukan oleh Pertamina Foundation bersama BenihBaik.com. Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S Bulo dan Founder BenihBaik.com Andy Flores Noya di hadapan ketua lembaga adat, pastor paroki, dan masyarakat di desa Lamalera, kecamatan Wulandoni, kabupaten Lembata, belum lama ini.
Bulo mengatakan, tujuan kedatangannya bersama BenihBaik ke Lamalera bukan hanya membangun bangunan fisik tetapi juga memberdayakan masyarakatnya.
“Hal yang kami lakukan di Lamalera ini bukanlah sekadar bangunan fisik tetapi membangun manusianya. Maka, sebelum bangunannya selesai dibangun, kami membuat modul panduan sekolah adat dan pelatihan kerajinan tenun untuk membentuk ekonomi alternatif masyarakat," ujar Bulo dalam keterangan resminya, Selasa (23/1/2024).
Kemudian, kata dia, ketika bangunannya sudah terbentuk, semua orang Lamalera akan kumpul berbagi pendapat, berbagi ide membahas bagaimana mewujudkan kehidupan yang lebih baik, belajar lebih mendalam tentang adat, dan hidup berdampingan dengan alam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kata dia, diterbitkan 7 modul panduan sekolah adat Lamalera yang disusun oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Lembata (BARAKAT) bersama Dinas Pendidikan Lembata. Modul tersebut, berisi kondisi geografis, sejarah, tradisi, budaya, kuliner, hingga sastra Levo Lamalera. Selain itu, terdapat juga materi pengenalan energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan potensi alam sekitar.
Ruang Kolaborasi akan diluncurkan dengan sasaran sekolah menengah pertama (SMP) sebagai sasaran pertama, kemudian masuk ke jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA). Para guru kurikulum akan melatih guru-guru muatan lokal (mulok) tiap sekolah agar bisa memfasilitasi Ruang Kolaborasi.
Kemudian, guru kurikulum akan tetap mendampingi guru mulok sepekan sekali untuk memastikan apakah berjalan sesuai dengan kurikulum atau tidak. Selain Ruang Kolaborasi, terdapat pemberdayaan masyarakat lewat pelatihan olahan sisa-sisa kain tenun menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, seperti tas, topi, sandal, dompet, jepit rambut, manik-manik, dan kalung. Ke depan, mereka akan dilatih terkait pemasaran dan kemasan produk sehingga meningkatkan daya tarik.
Andy Noya mengatakan, kolaborasi menjadi kunci untuk pengembangan potensi Lamalera. Apalagi dengan adanya keterbukaan dari masyarakat setempat untuk menerima ajakan kolaborasi tersebut. “Pertamina bersama BenihBaik telah memulai langkah baik untuk mengembangkan potensi Lamalera dan diterima baik oleh masyarakat," katanya.
Nantinya, kata dia, ketika program menunjukkan keberhasilan dan dampak positif bagi masyarakat, ia yakin banyak pihak tertarik untuk menjadi bagian dari program pemberdayaan tersebut. "Dengan adanya bantuan dan kolaborasi, saya yakin dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat,” kata Andy.