Digadang Lebih Bagus daripada Kawat Gigi, Apa Keunggulan Aligner?

Aligner unggul karena memiliki fitur-fitur yang tidak ada di kawat gigi konvensional.

Istimewa
Aligners berfungsi untuk menjaga kerapihan dan keindahan gigi.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang ingin memiliki tampilan gigi yang bagus, tetapi kerap ragu dengan proses yang harus dijalani ketika akan memasang kawat gigi (braces). Kabar baiknya, kini ada aligner yang digadang lebih unggul ketimbang kawat gigi.

"Orang merapikan gigi ingin lebih nyaman, makan bebas. Produsen di dunia berlomba menciptakan alat baru," kata dokter gigi spesialis ortodontik dari RS Pondok Indah, Pondok Indah, Jakarta Irwin Lesmono, di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Baca Juga



Dokter gigi Irwin menyebut aligner unggul karena memiliki fitur-fitur yang tidak ada di kawat gigi konvensional. Teknologi ini menawarkan smart force feature, smart track material, dan smart stage technology.

Teknologi ini membuat proses dorongan ke gigi sudah diatur oleh program. Material aligner dibuat khusus dari bahan yang fleksibel tapi juga tidak merusak gigi. Gigi bergerak bagus, namun tidak menimbulkan rasa sakit pada setiap tahap.

"Ini bukan alat ajaib, setelah skrining gigi, nanti dokter kirim datanya ke software, alat datang dari Amerika, tetap melibatkan dokter yang membuat rencana perawatan dan eksekusi dengan baik," jelas dia.

Apa saja manfaat dan keunggulan menggunakan aligner gigi?

1. Estetika
Penggunaan aligner tidak terlalu terlihat karena tidak menggunakan kawat gigi.

2. Tidak ada gangguan makan
Pengguna kawat gigi pasti merasakan makanan yang terselip dan cukup sulit membersihkannya. Aligner bisa dilepas-pakai, tinggal dibuka, dan tidak ada pantangan makanan keras. Jadi pengguna aligner bisa lebih bebas makan, tidak terganggu, sehingga otomatis jadi lebih nyaman ketika makan.

3. Tidak sakit
Pemasangan aligner tidak akan memberikan rasa sakit. Jumlah plastik aligner nantinya akan ditentukan sesuai kebutuhan pasien.

4. Jarang kontrol ke dokter
Produk ini dibuat dengan material yang diprogram sesuai gerakan gigi, sehingga tidak perlu sering-sering datang ke dokter. Konsultasi penggunaan aligner bisa hanya dua bulan sekali, bahkan jika pasien disiplin mengikuti instruksi dokter, maka kontrol bisa dilakukan sampai enam bulan sekali.

"Jadi yang kuliah di luar kota, luar negeri, bisa pakai ini nggak masalah," ujar dokter Irwin.

5. Prediksi terukur
Dokter gigi dan pasien bisa memprediksi perkembangan gigi dalam jangka waktu tertentu. Bahkan, dokter bisa memperlihatkan simulasi tampilan gigi pasien sebelum produk dibuat. Misalnya, pasien mendapat 40 set plastik, sehingga kemugkinan bisa melihat progres tertentu dalam dalam 40 pekan.

6. Kesehatan gigi
Penggunaan teknologi sebelumnya sering kali menimbulkan efek samping tertentu, entah itu sariawan atau masalah lain. Penggunaan aligner bisa meminimalkan risiko masalah kesehatan tersebut. Kendati begitu, ada juga pasien yang merasa malas makan ketika menggunakan aligner karena harus melepas alatnya.

Memasang aligner
Jika tertarik menggunakan aligner, pasien bisa dengan berkonsultasi ke dokter gigi. Nantinya, dokter akan menilai apakah pasien cocok atau tidak memanfaatkan teknologi Invisalign tersebut.

Jika cocok, dokter gigi akan melakukan pemindaian untuk mendapatkan modelnya. Semua data pemindaian dikirim ke perangkat lunak (software) untuk menentukan desain naik turun, posisi gugi. dan sebagainya.

Dokter dan pasien akan dapat melihat simulasinya saat disikusi bersama. Misalnya, andaikan pasien tak ingin ada gigi yang dicabut, maka kelak tampilan akhir susunan giginya akan seperti apa.

"Jumlah plastiknya kira-kira berapa dan hasilnya, pasien bisa turut terlibat, melihat sepeti apa yang pasien mau. Pasien nggak mau dicabut, kalau dicabut gigi hasilnya begini," kata drg Irwin.

Alatnya dibuat dikirim dari Amerika Serikat. Alatnya akan tiba dalam 1-2 bulan.

"Pasien satu bulan kontrol dulu, kalau disiplin kontrol, bisa jarang kontrol ke depannya," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler