Tebaran Mawar Pemberi Harapan pada Pengungsi Palestina
Abdulhadi menjual bunga-bunga untuk menebar kebahagiaan.
REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Hussam Abdulhadi berkeliling tenda-tenda pengungsi dan di sekitar rumah sakit di Rafah, selatan Gaza. Ia menjual mawar merah yang baru saja dipetik untuk memberi semangat pada rakyat Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah karena serangan Israel.
"Saya di sini menjual bunga-bunga untuk menebar kebahagiaan pada orang-orang selama perang dengan harapan dapat mengubah suasana hati mereka, membuat mereka bahagia dan memberi senyum di wajah mereka," kata Abdulhadi, Rabu (24/1/2024).
Seperti sebagian besar warga Gaza, Abdulhadi juga pengungsi. Ia memiliki banyak konsumen yang membeli bunga untuk anggota keluarga yang terluka, dirawat di rumah sakit atau yang baru saja kehilangan rumah akibat serangan militer Israel. "Ini menyemangati mereka dan membawa optimisme setelah apa yang kami saksikan dari perang, kehancuran, dan kehancuran rumah-rumah," kata warga Wafa al-Arraj itu, sambil membawa setangkai mawar.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan hingga Rabu ini setidaknya sekitar 25.700 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza. Hampir 64 ribu orang lainnya terluka. Israel menggelar operasi militer ke Gaza sebagai balasan atas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Warga Gaza yang tinggal di salah satu pemukiman terdapat di dunia kini harus berdesak-desakan di tempat penampungan di sekolah-sekolah yang dikelola PBB atau mendirikan tenda-tenda.
Abdulhadi mendapatkan bunga-bunganya dari pembibitan tanaman di Rafah. Ia menjualnya dengan harga sekitar 80 sen dolar AS. Namun ia memberi gratis pada Rafat al-Satari, pasien gagal ginjal berusia 16 tahun yang dibawa dengan kursi roda oleh kakaknya keluar dari rumah sakit terdekat. "Mawar memperbaiki suasana hatinya, memberinya harapan," kata kakak Rafat, Mahar al-Satari.
Ia menambahkan, ibu mereka dan dua saudara lainnya tewas dalam serangan Israel. "Insya Allah, Rafat akan terus memiliki harapan, terutama setelah apa yang telah ia lalui," kata Mahar.