Pertamina NRE Gandeng Huawei dalam Pengembangan EBT dan Smart Grid

Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.

borneomagazine.com
Pertamina NRE dan Huawei Technologies menjalin kerja sama pengembangan EBT. (ilustrasi)
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Huawei Technologies Co, Ltd menjalin kerja sama dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) dan smart grid di Indonesia.

Baca Juga


Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting menjelaskan kerja sama yang akan dilakukan meliputi inovasi dan pengembangan teknologi smart grid, distributed generation (pembangkitan terdistribusi), dan digitalisasi. “Kami menyambut baik kerja sama strategis dengan Huawei. Kami berharap dengan pengalaman Huawei dalam bidang teknologi energi terbarukan dapat mendukung aspirasi Pertamina NRE dalam mengembangkan low carbon business (bisnis rendah karbon) dan transisi energi,” ujar Norman dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Normal menerangkan dalam kerja sama ini nantinya Pertamina NRE dan Huawei akan menjajaki dan melakukan berbagai kajian untuk mendapatkan kemungkinan kolaborasi bersama untuk knowledge-sharing (berbagi pengetahuan) dan studi teknis terkait proyek yang akan diidentifikasi dan disepakati bersama.

Head of Departement of Digital Power Business Huawei Tech Invesment, Jing Song menyampaikan kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia. Menurutnya, dengan berkembangnya energi terbarukan dan smart grid, maka akan meningkatkan ketahanan energi nasional lewat energi bersih.

”Kami sangat antusias dengan kerja sama ini, kami percaya Pertamina adalah perusahaan yang serius dengan pengembangan energi hijau,” kata Jing Song.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan bahwa Pertamina mengembangkan energi baru terbarukan untuk mendukung target netral karbon pada tahun 2060. "Kolaborasi terus dilakukan dengan berbagai pihak, karena pengembangan EBT membutuhkan kolaborasi dan teknologi tinggi," ujar Fadjar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler