Doa Mengatasi Kesulitan dan Terjebak Overthinking
Salah satu cara kembali kepada Allah adalah dengan berdoa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam ditekankan untuk senantiasa mengingat Allah di kala sulit ataupun senang. Maka itu, ketika dilanda kesulitan dan cenderung terjebak dalam overthinking, segeralah kembali kepada Allah.
Salah satu cara kembali kepada Allah adalah dengan berdoa. Dalam buku Kumpulan Doa-Doa terbitan Kementerian Agama disebutkan doa mengatasi kesulitan dan kegelisahan yang dialami saat ini ataupun pada masa mendatang.
Berikut lafaznya:
Doa Mengatasi Kesulitan dan Terjebak Overthinking
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَائُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ غَمِّي وَذَهَابَ حُزْنِي وَهَمِّي
"Allāhumma innī 'abduka, wabnu 'abdika, wabnu amatika. Nāshiyatī bi yadika mādhin fiyya hukmuka, 'adlun fiyya qadhā'uka. As'aluka bi kulli ismin huwa laka sammayta bihī nafsaka, wa anzaltahū fī kitābika, aw 'allamtahū ahadan min khalqika, awista'tsarta bihī fī ilmil ghaybi 'indaka, an taj'alal qur'āna rabī'a qalbī, wa nūra shadrī, wa jilā'a ghammī, wa dzahāba huznī wa hammī."
Yang artinya, "Ya Allah, sungguh aku hamba-Mu, putra hamba-Mu (laki-laki), putra hamba-Mu (perempuan). Nasibku di tangan-Mu, berlaku padaku ketentuan-Mu, adil padaku putusan-Mu.
Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu yang Kau sebut untuk diri-Mu, (nama) yang Kau turunkan dalam kitab-Mu, (nama) yang Kau ajarkan pada segelintir hamba-Mu, atau (nama) yang hanya Kau sendiri yang mengetahuinya dalam pengetahuan ghaib agar Kau menjadikan Alquran sebagai musim semi (di) hatiku, cahaya batinku, pelenyap kebingunganku, dan penghilang kesedihan serta kebimbanganku."
Pesan Nabi Muhammad....
Pesan Nabi Muhammad
Dalam sebuah riwayat, Nabi mengajarkan doa ketika seorang Muslim dilanda musibah dan ujian agar terlepas dari kegalauan, sebagaimana dilansir di Islam Web, Selasa (19/12/2023).
Berikut lafadznya:
مَا أَصَابَ أَحَدًا قَطٌّ هَمٌّ وَلاَ حَزَنٌ فَقَالَ
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ،أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
إِلاَّ أَذْهَبَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمَّهُ، وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحاً. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، يَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَعَلَّمَ هَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ. قَالَ:بَلَى، يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا.
"Ma 'asaba 'ahadan qattun hammun wala hazanun faqala aalllahumma 'inni abduka, ibnu abdika, ibnu 'amatika, nasiati biyadika, madin fi hukmuka, adlun fi qada-uka, 'as'aluka bikulli ismin huwa laka, sammayta bihi nafsaka, 'aw allamtahu 'ahadan min khalqika, 'aw 'anzaltahu fi kitabika, aw astatharta bihi fi ilmil ghaibi indaka, an taj'al alqurana rabia qalbi, wanura shadri, wajalaa' huzni, wadzahaba hammi.
Illa adzhaballahu azza wajalla hammahu wa abdaalahu makaana huznihi farahan. Qooluu;. Ya Rasulallah yanbaghi lanaa liman sami'aha an ha-ulail kalomati. Qoola; bala yanbaghi liman sami'aha an yata'allamaha."
Yang artinya, "Tidaklah seorang hamba tertimpa suatu kegalauan (musibah) dan kesedihan kemudian dia berdoa, 'Ya Allah, sungguh aku adalah hamba-Mu, anak hamba (laki-laki)-Mu, anak hamba (perempuan)-Mu, ubun-ubunku (nafasku) di tangan-Mu, telah lewat bagiku hukum-Mu, keadilan takdir-Mu bagiku.
Aku meminta kepada-Mu dengan semua nama yang Engkau miliki, yang Engkau namakan diri-Mu sendiri, atau Engkau ajarkan kepada seorang dari hamba-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau khususkan dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Alquran sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pelapang kesedihanku, dan penghilang kemurunganku."
Doa ini diajarkan Nabi berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud.