Perbedaan Suasana Subuh di Era Nabi Muhammad dan Akhir Zaman

Konon jika ada orang melewati rumah sahabat waktu subuh, terdengar suara gemuruh.

Republika/Fuji Eka Permana
Pemandangan kota Makkah di waktu Subuh dari atas puncak Jabal Nur, nampak Zamzam Tower dan Masjidil Haram di sebelah Barat Daya. Sabtu (10/6/2023.
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama besar penulis buku fenomenal La Tahzan, Syekh Aidh Al Qarni, membandingkan bagaimana perbedaan mencolok antara suasana subuh di masa Rasulullah SAW dengan di akhir zaman.

Suasana subuh di Kota Madinah era Rasulullah memiliki ciri khas yang unik dan syahdu, berbeda jauh dengan suasana subuh di mayoritas kota-kota Muslim saat ini. Syekh Aidh Al-Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual menjelaskan, terdapat kisah yang dinukil dari para sahabat dan tabi’in.

Konon jika ada orang berlalu melewati rumah-rumah para sahabat dan tabi’in di waktu subuh, maka terdengar gemuruh seperti suara lebah. Suara tersebut tidak lain berupa bacaan doa, tangisan, dan tartil Alquran.

Inilah yang terjadi di Kota Madinah era Nabi Muhammad SAW. Syekh Aidh Al-Qarni pun lantas membandingkannya dengan suasana subuh yang terjadi di mayoritas kota-kota umat Muslim saat ini.

Apakah umat Islam saat ini  di waktu subuh tidak berhenti menangis, berdoa, dan membaca Alquran? Doa, tangisan, dan bacaan Alquran yang terwujud karena takut kepada Allah, menurut beliau, sekarang berganti dengan gemuruh suara musik, nyanyi-nyanyian, dan goyangan.

Baca Juga


Rasulullah pernah suatu malam berjalan...

Dari Abu Hatim bahwa Rasulullah pernah suatu malam berjalan untuk mencari tahu bagaimana para sahabatnya menjalankan sholat. Bagaimana mereka berdoa dan bagaimana mereka menangis. Hingga beliau mendengar seorang wanita tua membaca ayat Alquran sambil menangis.

Wanita itu membaca Surat Al-Ghasiyah ayat 1, Allah berfirman,  “Hal ataaka haditsul-ghaasyiyah,”. Yang artinya: “Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?” Wanita itu membaca berulang-ulang dan selalu menangis. Mendengar bacaan tersebut, Rasulullah hanya bisa menangis dan menyandarkan kepalanya di daun pintu rumahnya.

Kemudian Nabi berkata, “Ya, telah datang kepadaku berita itu." Melalui kisah ini, Syekh Aidh Al-Qarni kemudian mencoba mengingatkan kembali kepada umat Islam saat ini, khususnya anak muda yang masih gagah perkasa memiliki kesempatan dan kekuatan fisik, untuk tidak henti beribadah dan memohon pengampunan dari Allah SWT.

Lima fakta penting tentang sholat dhuha. - (republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler