Protes Kebijakan Lingkungan, Petani Eropa Berkumpul di Brussels
Petani akan menggelar unjuk rasa di depan gedung Parlemen Eropa pada Kamis.
REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Protes petani seluruh Eropa terjadi menjelang pemilihan Parlemen Eropa bulan Juni mendatang. Kelompok sayap-kanan yang merupakan konstituen petani tumbuh sangat pesat.
Petani Prancis dan Belgia memblokir jalan tol dan akses jalan menuju pelabuhan kontainer. Beberapa hari terakhir, petani Italia memblokir lalu lintas dengan ratusan traktor di dekat titik-titik akses jalan raya dekat Milan di Tuscany dan di tempat lain.
Dalam pernyataannya, Rabu (31/1/2024), kelompok lobi petani Italia, Coldiretti, mengatakan lebih dari 1.000 anggotanya akan pergi ke Brussels. Mereka akan menggelar unjuk rasa di depan gedung Parlemen Eropa pada Kamis (1/2/2024).
Dalam peraturan lingkungan Eropa para petani benua itu harus menyisihkan 4 persen lahan mereka sebagai lahan kosong atau "non-produktif" agar alam bisa pulih dengan alami. Uni Eropa sudah mengusulkan untuk melonggarkan peraturan lahan kosong tersebut untuk meredakan protes.
Namun, negosiasi kesepakatan dagang dengan negara Amerika Selatan yang menjadi kekhawatiran petani Eropa menjadi hal yang lebih banyak diperdebatkan. Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire kembali mengatakan, Paris tidak ingin menandatangani kesepakatan itu dalam bentuknya yang sekarang.
Sebab, tidak ada jaminan produk-produk impor akan sesuai dengan standar Eropa. Namun Komisi Eropa mengatakan mereka masih berusaha untuk menyepakati perjanjian perdagangan bebas dengan blok Amerika Selatan yang disebut Mercosur.
Dalam wawancara dengan stasiun radio Prancis, CNews/Europe 1, Le Maire mengatakan, ia akan meningkatkan pengawasan pada peritel-peritel besar Prancis dan Eropa untuk memastikan mereka membayar petani Prancis dengan harga yang adil sesuai dengan undang-undang yang dirancang untuk melindungi harga di tingkat petani.
Dalam langkah lain untuk meredam kemarahan petani, Kementerian Pertanian mengumumkan bantuan tambahan sebesar 230 juta euro untuk para produsen wine Prancis yang tertekan oleh penurunan konsumsi.
Tahun lalu, Pemerintah Prancis menawarkan subsidi untuk menyuling kelebihan stok wine menjadi alkohol industri dan membiarkan produsen Bordeaux mencabut sebagian tanaman anggur mereka.