Deretan Bajak Laut Muslim di Era Utsmaniyah
Dalam dunia bajak laut, Oruc dan Hayreddin kemudian dikenal sebagai "Barbarossa Bersaudara"
OCEANIA -- Ketika mendengar bajak laut, yang terbayangkan adalah sosok kejam dan suka merompak untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Namun, ada juga bajak laut yang murah hati dan melawan segala bentuk penindasan, dia lah bajak laut muslim.
Di era pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah, ada sejumlah bajak laut Muslim yang pernah menguasai lautan Mediterania. Mereka dikenal sebagai pelaut yang amat disegani pada zamannya.
Basis operasi mereka mencakup kawasan pantai utara Afrika, seperti Tunis, Rabat, Tripoli, dan Aljir. Kebanyakan dari mereka adalah orang Turki dan perompak asal Eropa yang masuk Islam. Lalu, siapa saja bajak laut muslim terkenal di era Kesultanan Utsmaniyah?
Berikut deretan bajak laut Muslim yang hidup antara abad ke-15 hingga abad ke-17:
1. Oruc Reis
Oruc Reis (1474–1518) adalah seorang laksamana dan corsair Ottoman yang kemudian menjadi sultan Aljir. Kemungkinan bajak laut muslim yang satu ini lahir sekitar 1470-an di pulau Midilli Utsmaniyah, yang sekarang sama dengan pulau Lesvos di Yunani.
Oruc mendapat julukan "Barbarossa". Julukan ini pertama kali disematkan kepada Oruc karena jenggotnya yang berwarna merah. Dalam bahasa Italia, kata tersebut memang memiliki arti "berjenggot merah".
Semasa hidupnya, Oruc kerap di panggil dengan sebutan "Baba Oruc" karena kemurahan hatinya menyelamatkan para pengungsi Andalusia dari penindasan penguasa Nasrani Spanyol di masa Recon quista.
Ia kerap membantu menyeberangkan sejumlah besar kaum Muslim dan Yahudi dari Spanyol menuju daratan Afrika Utara. Dengan bantuan Kesultanan Utsmaniyah, Oruc berhasil merebut Aljir pada 1516.
Sejak saat itu, ia pun menjadi penguasa di wilayah itu dan kemudian menahbiskan diri sebagai sultan Aljir. Dua tahun berselang, ia dibunuh oleh tentara Spanyol.
2. Hayreddin
Setelah Oruc wafat, julukan "Barbarossa" kemudian diambil alih oleh adik laki-lakinya, Hayreddin (1478–1546). Hayreddin selanjutnya meneruskan misi sang kakak memerangi bangsa Spanyol dan memperluas wilayah Kerajaan Aljir.
Selama lebih dari 30 tahun, Hayreddin berhasil memperkokoh kekuasaan maritim Kesultanan Utsmaniyah, mulai dari Laut Hitam sampai ke Pantai Atlantik di Maroko. Dalam dunia bajak laut, Oruc dan Hayreddin kemudian dikenal sebagai "Barbarossa Bersaudara".
3. Suleyman Reis
Perompak yang satu ini terlahir dengan nama Ivan Dirkie de Veenboer. Dia berasal dari Hoorn, sebuah kota di Belan da. De Veen boer masuk Islam saat menjalani petualangan lautnya di Aljir, lalu mengubah namanya menjadi Suleyman.
Pada 1607–1620, ia ditunjuk menjadi laksamana besar Kesultanan Utsmaniyah dan memperoleh gelar "Reis" di belakang namanya itu. Dalam tradisi masyarakat Turki Utsmaniyah, gelar tersebut memang hanya disematkan kepada kapten atau laksamana besar kesultanan.
4. Murat Reis
Jan Janszoon adalah seorang bajak laut asal Belanda yang masuk Islam. Setelah menjadi Muslim, ia mengganti namanya menjadi Murat Reis.
Sebagian masa hidupnya dihabiskan dengan berlayar bersama Suleyman Reis. Pada 1619– 1627, ia berhasil meraih jabatan sebagai laksamana besar Republik Salé, sebuah negara kecil yang terletak di kawasan pesisir Maghribi (Maroko sekarang— Red).
5. Kurto lu Muslihiddin Reis
Kurto lu Muslihiddin Reis (1487– 1535) me miliki hubungan persahabatan baik de ngan Barbarossa Bersaudara. Selain menjabat laksamana Kesultanan Utsmaniyah, ia juga pernah ditunjuk menjadi gubernur Provinsi Rhodes pada 1522.
Setelah penaklukan Mesir pada 1517, Kurto lu diangkat sebagai pang lima Angkatan Laut Mesir oleh Pemerintah Utsmaniyah. Dia juga merintis pembentukan Armada Laut Utsmaniyah di Samudra Hindia.
Sumber: muslim.com