Itochu Pernah Didemo Agar Putus Hubungan dengan Perusahaan Militer Israel 

Elbit System merupakan perusahaan yang menjadi pemasok utama militer Israel.

AP
Militer Israel melakukan operasi darat di Jalur Gaza pada Kamis, (2/11/2023).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Itochu Corp mengumumkan pada Senin (5/2/2024) akan mengakhiri kesepakatan kerja sama dengan perusahaan teknologi militer Israel, Elbit System. Chief Financial Officer Itochu Corp,  Tsuyoshi Hachimura menyatakan ini akan dilakukan pada akhir Februari.

Baca Juga


Itochu Aviation, Elbit Systems, dan Nippon Aircraft Supply menandatangani kerja sama strategis pada Maret 2023, tujuh bulan sebelum terjadinya perang melibatkan Israel-Hamas di Gaza. Perang ini hingga kini menyebabkan 27 ribu lebih warga sipil Gaza meninggal.

Hachimura mengeklaim ini tak terlibat dalam konflik Palestina-Israel.’’Dengan pertimbangan dukungan Pemerintah Jepang pada International Court of Justice (ICJ), aktivitas-aktivitas baru terkait kesepakatan dengan Elbit sudah ditangguhkan,’’ kata Hachimura.  

Pada 26 Januari 2024, ICJ menetapkan keputusan awal mengenasi kasus dugaan genosida oleh Israel, yang memerintahkan Israel mengambil semua langkah untuk mencegah terjadinya genosida di Gaza. Kasus ini diajukan oleh Afrika Selatan.

Sebelum memutuskan mengakhiri hubungan dengan Elbit, kantor pusat Itochu di Tokyo, Jepang sempat didemo kelompok antisenjata dan pasifis pada 16 Desember 2023.  Mereka memprotes hubungan Itochu dengan perusahaan Israel tersebut serta menyerukan boikot Israel. 

Laman berita Arab News melaporkan, pengunjuk rasa menginginkan Itochu memutuskan kontrak saling tukar teknologi militer dengan Ebit System. Ini seperti keputusan Puma yang tak lagi memberikan sponsor kepada timnas sepak bola Israel akibat tekanan dunia. 

Seorang pengunjuk rasa menyatakan, Itochu merupakan perusahaan yang diminati banyak anak muda Jepang. Sebab, lingkungan kerja yang nyaman dan gajinya besar. Namun, ungkap dia, anak-anak muda itu tak sadar mengenai kemitraan mereka dengan militer Israel. 

Dalam aksi massa “Tears for Gaza” itu, para demonstran membentangkan spanduk ‘tetesan darah’ yang merupakan simbol pengeboman oleh militer Israel terhadap warga sipil Palestina dan pejuang Hamas di Gaza. 

Mereka membacakan pula nama warga Palestina korban pengeboman Israel. Seperti diketahui, Elbit System merupakan perusahaan yang menjadi pemasok utama militer Israel. Kesepakatan Itochu dan Elbit dianggap melanggar nilai-nilai pasifis yang dianut Jepang. 

Sejak pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe, perusahaan Jepang diizinkan bermitra dengan perusahaan luar negeri dalam bidang militer. Yakni untuk saling tukar teknologi militer meski sebenarnya konstitusi Jepang melarang berpartisipasi dalam sebuah konflik.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler