Pacar Benamkan Dante Hingga Meninggal, Reaksi Tamara Dinilai Janggal di Mata Kriminolog
Kriminolog menyarankan agar polisi memeriksa ponsel Tamara dan Yudha.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus dugaan pembunuhan anak artis Tamara Tyasmara, Dante, terus berkembang. Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala pun menilai ada sejumlah kejanggalan yang diperlihatkan ibu korban.
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan kekasih Tamara, Yudha Arfandi (YA) sebagai tersangka. Adrianus pun menyarankan agar polisi mengecek percakapan di ponsel Tamara dengan Yudha untuk mengungkap kemungkinan ada-tidaknya peran Tamara berperan dalam kasus kematian anak kandungnya yang bernama lengkap Raden Andante Khalif Pramudityo di kolam renang Palem, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Sabtu (27/1/2024).
"Satu hal yang perlu didalami, lamanya kasus ini terungkap karena peran sang ibu," kata Andrianus saat dikonfirmasi pada Ahad (11/2/2024).
Adrianus menyebut sikap Tamara janggal dalam merespons kasus yang membuat anaknya yang berusia enam tahun itu kehilangan nyawa. Adrianus menyoroti Tamara yang tidak segera meminta agar CCTV diperlihatkan, sehingga kasusnya lama terbongkar.
"Kalau sang ibu, misalnya, memaksa untuk segera mengungkapkan siapa pelakunya dan segera meminta agar CCTV dibuka, maka kasus ini akan segara terungkap," ujar Adrianus.
Selain itu, Adrianus juga mengaku heran dengan tindakan Tamara yang menyewa pengacara. Padahal, saat ini dia berstatus ibu korban.
"Hal seperti itu kok bagi saya untuk apa? Yang bersangkutan padahal korban, dan siapa pun akan bisa menerima kalau sang ibu saat berduka itu. Kemudian ngomong menyerocos, ngomong macam-macam ya namanya juga sedang berduka dan kemudian tidak usah takut mendapat reaksi balik," ujar Adrianus.
Adrianus menduga Tamara mempunyai peran dalam kasus yang merenggut nyawa anaknya dengan mantan suaminya, disjoki Angger Dimas. Sekali lagi, Adrianus mendorong polisi agar mengecek percakapan di ponsel Tamara dan kekasihnya.
"Kelihatannya sang ibu amat jago berpikir ke depan. Nah, kita lalu berpikir jangan-jangan ini ada perannya dalam kasus ini. Untuk itu, maka pemeriksaan digital pada handphone mereka berdua, misalnya, tentu bisa menjadi satu jejak yang bisa mengungkap banyak, apakah ibunya terlibat atau tidak," ujar Adrianus.
Sementara itu, pakar psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menduga meninggalnya Dante bisa jadi disebabkan oleh posisi CCTV yang tersembunyi dan tidak adanya subsistem yang siaga memonitor tangkapan visual CCTV. Menurut Reza, kelemahan itulah yang mungkin berhasil dibaca oleh tersangka.
"Dia (tersangka) tidak melihat ada CCTV di lokasi dan berasumsi tidak ada yang mengawasi tindak-tanduknya," kata Reza.
Reza menyebut, tersangka kemungkinan menyimpulkan demikian setelah beberapa kali mempelajari lokasi. Jika benar begitu, menurut Reza, inilah pertanda adanya perencanaan di balik dugaan pembunuhan terhadap Dante.
Pengakuan tersangka
Pada Ahad (11/2/2024), polisi mengungkap hasil investigasi sementara kasus dugaan pembunuhan Dante. Berdasarkan pengakuan Yudha, Dante bersamanya selama 2,5 jam di kolam renang Palem, Duren Sawit, Sabtu (27/1/2024).
"Tersangka mengakui berenang di kolam renang selama 2,5 jam, " kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra dalam keterangan tertulis.
Wira juga mengungkap alasan tersangka membenamkan kepala korban ke dalam air. Dalam rekaman CCTV, Dante tampak 12 kali dibenamkan oleh tersangka.
"Alasannya untuk latihan pernapasan, biar lebih kuat, tidak terlalu panik, dan tidak takut air," kata Wira.
Kronologi Singkat Kematian Dante Versi Tamara
Tamara mengaku awalnya ia hendak mengajak Dante ke lokasi syuting sebelum pergi berenang. Namun, ia menyebut anaknya sudah tak sabar ingin berenang.
Tamara lalu mengantarnya ke kolam renang Tirtamas, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada Sabtu, 27 Januari 2024 lalu. Di kolam renang, Dante ditemani oleh satu satu orang dewasa, yang belakangan diketahui ialah Yudha kekasihnya, dan seorang anak lainnya.
Tamara mengaku sempat mewanti-wanti Dante untuk tidak masuk dulu ke kolam sebelum dia datang. Selepas dari lokasi syuting, Tamara mengaku langsung ke kolam renang untuk menemui Dante.
Dalam perjalanan, Tamara diberi tahu bahwa anaknya tengah diberi pertolongan darurat. Dia kemudian meminta agar Dante langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan medis.
Hanya saja, Dante dinyatakan sudah tidak bernyawa oleh dokter di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur. Tak percaya dengan kepergian anaknya, Tamara memindahkan anaknya ke rumah sakit lain untuk kembali mendapatkan pertolongan, namun hasilnya tetap sama.
Dante dimakamkan tempat pemakaman umum (TPU) Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta Selatan pada Ahad (28/1/2024). Polisi telah melakukan ekshumasi terhadap jenazah Dante pada Selasa (6/2/2024), namun hasilnya belum diumumkan.