Sony Music Beli Hak Sebagian Katalog Musik Michael Jackson, Diprediksi Bayar Rp 9,37 T

Nilai kesepakatan hak atas karya Jackson punya valuasi yang lebih besar dari Queen.

AP
Michael Jackson. Sony Music Group telah menandatangani perjanjian untuk membeli setengah dari katalog master rekaman dan penerbitan karya musisi Michael Jackson.
Rep: Shelbi Asrianti  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sony Music Group telah menandatangani perjanjian untuk membeli setengah dari katalog master rekaman dan penerbitan karya musisi Michael Jackson. Dari detail kesepakatan, penilaian yang ada disebut sebagai penilaian terbesar yang pernah ada terhadap aset musik seorang musisi.

Baca Juga


Dikutip dari laman Billboard, Senin (12/1/2024), penilaian aset musik Jackson diprediksi melebihi 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 18,75 triliun). Sumber lain memperkirakan jumlahnya mungkin mencapai 1,5 miliar dolar AS (Rp 23,44 triliun).

Berdasarkan penilaian tersebut, Sony akan membayar setidaknya 600 juta dolar AS (setara Rp 9,37 triliun) untuk kepemilikan hak sang mendiang musisi legendaris. Nilai kesepakatan hak atas karya Jackson memiliki valuasi yang lebih besar dibandingkan band Queen.  

Meskipun penilaian untuk karya Queen tercatat sebesar 1,2 miliar dolar AS, tapi itu sudah mencakup royalti dari aliran pendapatan di luar karya master dan penerbitan. Penghitungan termasuk dari film biografi Freddie Mercury, Bohemian Rhapsody, dan produksi teater yang menggunakan musik Queen.

Sementara, kesepakatan Sony dengan pemegang hak Michael Jackson tidak termasuk royalti dari pertunjukan Broadway dan produksi teater lainnya yang menampilkan musik Jackson. Meski, disebutkan pula bukan hanya musik Jackson yang terlibat dalam kesepakatan.  

Sumber mengatakan kesepakatan mencakup lagu-lagu yang bukan ditulis oleh Jackson dalam katalog penerbitan Mijac miliknya. Artinya, juga mencakup katalog penerbitan Sly & the Family Stone yang berisi sekitar 250 lagu serta lagu-lagu ikonik yang ditulis dan/atau dibawakan oleh Jerry Lee Lewis, Jackie Wilson, Curtis Mayfield, Ray Charles, Percy Sledge, dan Dion.

Saat kesepakatan antara Sony dan pemegang lisensi karya Jackson mulai dinegosiasikan, Billboard memperkirakan kekayaan artis ikonik tersebut menghasilkan sekitar 75 juta dolar AS (Rp 1,17 triliun) per tahun. Aset tersebut mencakup kepemilikan rekaman master, penerbitan lagu-lagu Jackson, katalog penerbitan Mijac, pendapatan dari //merchandise//, serta royalti dari pertunjukan teater yang menampilkan musik Jackson.  

Dari total perkiraan pendapatan 75 juta dolar AS per tahun, aset rekaman dan penerbitan musik saja menghasilkan 47,2 juta dolar AS (Rp 737 miliar). Sementara, katalog karya Mijac mungkin menghasilkan lima hingga delapan juta dolar AS (Rp 78-125 miliar) per tahun.

Perkiraan itu belum memperhitungkan kenaikan popularitas karya-karya Jackson seiring dengan berkembangnya pasar streaming. Menurut Luminate, penjualan dan //streaming// musik Jackson terus meningkat dari 1,07 juta unit setara album pada tahun 2020 menjadi 1,47 juta pada tahun 2023.

Kenaikan sebesar 37 persen selama tiga tahun tersebut melampaui pasar musik AS secara keseluruhan untuk unit konsumsi album, yang tumbuh sebesar 22,9 persen selama jangka waktu yang sama. Di luar Amerika Serikat, Jackson bisa dibilang lebih populer.  

Pada 2023, konsumsi musiknya tumbuh 38,3 persen menjadi 6,5 miliar //streaming// sesuai permintaan, naik dari 4,7 miliar //streaming// pada tahun 2021. Tahun depan, film biografi Jackson berjudul //Michael// akan dirilis, yang kemungkinan akan semakin mendorong popularitas di luar basis penggemarnya.

Tayangan mendatang juga bisa....

 

 

 

Tayangan mendatang juga bisa meningkatkan konsumsi atas karya musik, merchandise, serta berbagai karya lainnya, memicu lebih banyak pendapatan mengalir ke estate Jackson dan pemegang hak cipta lainnya.

Selama bertahun-tahun, Sony telah membayar estate Jackson lebih dari dua miliar dolar AS (Rp 31,24 triliun). Itu untuk beberapa kesepakatan besar, termasuk tapi tidak terbatas pada distribusi royalti untuk rekaman dan lagu-lagu Jackson.

Pada 1991, Sony membayar 100 juta dolar AS (Rp 1,56 triliun) untuk membeli paruh pertama perusahaan yang kemudian menjadi Sony/ATV. ATV Music adalah katalog yang dibeli Jackson pada 1985 yang berisi katalog Beatles dan lagu-lagu populer lainnya.  

Perusahaan tersebut digabungkan ke dalam operasi penerbitan musik Sony menjadi Sony/ATV, dengan Sony dan Jackson masing-masing memiliki 50 persen saham perusahaan. Pada 2016, Sony Music Group membayar 750 juta dolar AS (Rp 11,71 triliun) untuk sisa 50 persen saham Sony/ATV.  

Mereka juga membayar 287,5 juta dolar AS (Rp 4,49 triliun) untuk bagian estate Jackson dari konsorsium yang memiliki EMI Music Publishing pada 2018. Juga, untuk dividen atas kepemilikan aset tersebut yang berjumlah total sekitar 1,6 miliar dolar AS (Rp 24,99 triliun).

Kesepakatan terbaru yang diumumkan menambah 600 juta dolar AS atau lebih seperti yang sudah disebutkan, sehingga jumlah totalnya melampaui angka dua miliar dolar AS. Jika dicermati, Sony memang aktif melakukan akuisisi selama setahun terakhir.  

 

Tahun lalu, Sony Music Group dilaporkan mengakuisisi saham minoritas yang signifikan di label Latin dan perusahaan manajemen Rimas Entertainment, yang meluncurkan karier Bad Bunny. Pada Mei 2023, Sony juga mengakuisisi katalog RECORDS dari Barry Weiss, Ron Perry, dan Matt Pincus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler