Anak Tidur Mendengkur? Jangan Anggap Sepele, Ada Bahaya Mengancam di Baliknya

Dokter mengingatkan mengingatkan bahaya mendengkur saat tidur bagi kesehatan anak.

www.freepik.com
Anak tidur mendengkur (ilustrasi). Menurut dokter, mendengkur bagi anak cukup membahayakan.
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spesialis anak konsultan yang juga Guru Besar Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia, Prof Dr dr Bambang Supriyatno, mengingatkan bahaya mendengkur saat tidur bagi kesehatan anak. Mendengkur bagi anak tidak boleh dianggap sebagai hal yang sepele.  

Baca Juga


"Pada anak, ngorok (mendengkur) itu bisa berbahaya, dia akan gampang menderita batuk pilek, radang tenggorokan, berat badannya tidak naik, mulut berbau, hiperaktif pada siang hari," ujar Bambang dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Bambang menyampaikan hal tersebut saat mengulas buku yang diterbitkannya berjudul "Bahaya Tersembunyi Mendengkur pada Anak" bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). "Mendengkur atau ngorok itu bahaya, apalagi kalau sudah habitual snoring, dimana bisa dialami tiga kali atau lebih dalam sepekan saat tidur. Saya suka mendapatkan konsultasi, banyak yang menganggap anak ngorok itu hal biasa karena bapaknya juga ngorok, banyak yang tidak tahu kalau ngorok itu bahaya," ujar dia.  

Ia menjelaskan, orang tua harus waspada dan sadar (aware) apabila memiliki anak di usia 3-8 tahun dengan keluhan hiperaktif, sulit tidur, jahil, bau mulut, bibir kering, berat badan tidak naik-naik, bahkan di atas lima tahun masih mengompol. "Biasanya kalau sudah seperti itu, saya langsung tanya ke ibunya apakah si anak ngorok atau enggak, kalau iya saya tanya, berapa kali ngorok dalam sepekan, karena itu berpengaruh," ujarnya.

Dalam penelitiannya, Bambang menemukan bahwa ada sekitar 26 persen anak mendengkur, sehingga ia menyarankan para orang tua untuk sadar dan mencari gejala-gejala penyerta tentang bahaya mendengkur pada anak karena itu bukan gejala yang harus dimaklumi. "Kalau anak mengorok, bahayanya itu, berat badannya bisa tidak naik-naik, sering mengompol, dan mengalami neuro behavior atau gangguan perilaku. Saat dewasa, ia akan berisiko mengalami kelainan kardiovaskuler atau jantung koroner, dan diabetes melitus," ujarnya.

Ia menyarankan orang tua untuk menghitung berapa kali anak mendengkur dalam sepekan, kemudian direkam untuk dikonsultasikan pada dokter. "Lalu kalau anak umur 3-8 tahun mulutnya sering menganga, cek juga apakah saat malam anak ngorok," ucapnya.

Bambang mengemukakan, pencegahan yang dapat dilakukan agar anak yang mendengkur tidak terkena risiko penyakit yang berbahaya, diantaranya yakni apabila anak memiliki alergi di usia 3-8 tahun, maka orang tua mesti menghindarkan anak dari pemicu alerginya. "Perhatikan, kalau anak ngorok dan tidurnya mangap, hindari rokok, debu, dan makanan-makanan tertentu yang menimbulkan alergi," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler