Komeng Ingin Tetapkan Hari Komedi Nasional Setiap 27 September, Ada Apa di Tanggal Itu?

Ada 1 hal yang akan Komeng perjuangkan yaitu penetapan Hari Komedi Nasional.

ANTARA/KPU
Foto pencalonan Alfiansyah Komeng sebagai calon DPD. Bila berhasil melenggang sebagai anggota DPD Jabar, Komeng akan memperjuangkan penetapan Hari Komedi Nasional.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk Daerah Pemilihan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Alfiansyah Bustami alias Komeng telah memperoleh lebih dari 1,5 juta suara dalam Pemilihan Umum 2024 per Ahad (18/2/2024). Bila berhasil melenggang sebagai anggota DPD Jabar, salah satu hal yang akan dia perjuangkan adalah penetapan Hari Komedi Nasional.


Komeng mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada sejumlah hari yang didedikasikan untuk mengapresiasi seni. Beberapa di antaranya adalah Hari Film Nasional yang dicanangkan setiap 30 Maret dan Hari Musik Nasional setiap 9 Maret.

Tanggal 30 Maret ditetapkan sebagai Hari Film Nasional karena bertepatan dengan tanggal produksi film Indonesia pertama yang disutradarai dan diproduksi oleh orang Indonesia, yaitu pada 30 Maret 1950. Sedangkan tanggal 9 Maret dipilih sebagai Hari Musik Nasional untuk menghormati penulis lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman.

Sebagai komedian, Komeng menyadari bahwa belum ada hari peringatan untuk seni di bidang komedi. Oleh karena itu, Komeng berharap bisa memperjuangkan hadirnya Hari Komedi Nasional.

Seperti Hari Film Nasional dan Hari Musik Nasional, Komeng ingin Hari Komedi Nasional dicanangkan pada tanggal yang istimewa, yaitu 27 September. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari lahirnya komedian legendaris Indonesia, yaitu almarhum Bing Slamet.

Bing Slamet atau Ahmad Syeh Albar merupakan pria kelahiran 27 September 1927. Bing Slamet telah berkeliling Indonesia dan menghibur para pejuang selama periode 1942-1945.

Bersama dengan grup lawak Kwartet Jaya, Bing Slamet dan rekan-rekannya yaitu Eddy Sud, Ateng, serta Iskak merajai pementasan di era 70-an. Nama Bing Slamet semakin berkibar setelah bergabung dengan grup musik Eka Sapta pada 1963 bersama dengan Yamin Wijaya, Ireng Maulana, Itje Kumaunang, Benny Mustapha, dan juga Idris Sardi.

Bing Slamet juga melebarkan sayapnya di dunia perfilman dengan membintangi banyak film, termasuk film-film komedi di era 1960-an dan 1970-an. Seniman serba bisa ini menutup usia di umur 47 tahun setelah berjuang melawan penyakit lever.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler