Diperkuat, Ini Sejumlah Peningkatan Program Prakerja 2024
Pemerintah tambah moda pelatihan tambahan yang mendukung fleksibilitas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melanjutkan program Prakerja pada tahun ini. Kualitas program tersebut pun ditingkatkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, salah satu peningkatan yang dilakukan yakni adanya moda pelatihan tambahan yang mendukung fleksibilitas dan aksesibilitas. Khususnya untuk peserta dari Indonesia Timur yang memiliki perbedaan waktu, yaitu diaktifkannya kembali pelatihan asynchronous.
Beberapa hal pun diperkuat dalam Prakerja 2024. Di antaranya pertama, peningkatan kolaborasi. Program Prakerja akan bekerja sama dengan lebih banyak pihak khususnya Kementrian atau Lembaga untuk menyediakan berbagai pelatihan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Kedua, memperluas jangkauan. Program Prakerja akan menjangkau lebih banyak lagi masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal, juga mendorong keterlibatan Lembaga Pelatihan di lebih banyak kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Ketiga, peningkatan kualitas pelatihan, moda pelatihan akan ditambah dengan adanya moda asynchronous yaitu moda pembelajaran mandiri atau Self-Paced Learning (SPL).
"Metode ini memiliki keunikan dimana pelatihan harus diakses sesuai alur/sequence yang disampaikan, dan tidak bisa di-skip maupun dipercepat. Meskipun moda ini dapat memberikan fleksibilitas, tapi moda ini membutuhkan komitmen personal yang lebih tinggi dari penggunanya," ujar Airlagga dalam keterangan resmi, akhir pekan kemarin.
Pemerintah yakin dengan penguatan di berbagai bidang, Program Prakerja akan semakin bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. “Pada hari ini, dibuka gelombang baru penerima Prakerja. Dengan target peserta sebesar 1,148 juta. Kuota ini akan dieksekusi secara bertahap oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP),” tuturnya.
Airlangga juga menyebutkan, visi Indonesia 2045, yaitu menjadi negara maju pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia, adalah cita-cita besar yang ingin diwujudkan bersama. Hanya saja untuk benar-benar melesat, sumber daya Indonesia perlu dibekali dengan skill yang relevan. Maka menurutnya, pelatihan guna upskilling dan reskilling berskala besar seperti Prakerja memang patut dilanjutkan.