Nyanyikan Lagu 'From the River to the Sea', Charlotte Church Bikin Komunitas Yahudi Marah

Charlotte Church pimpin paduan suara di acara Sing For Palestine.

EPA/ANDY RAIN
Penyanyi asal Inggris, Charlotte Church. Beberapa waktu lalu, Church sempat menghadiri acara Sing for Palestine.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi asal Inggris, Charlotte Church, sempat menuai hujatan karena memimpin paduan suara di acara "Sing for Palestine" untuk menyanyikan lagu "From the River to the Sea". Meski menuai banyak hujatan, Church mengaku tak gentar dan akan terus menyuarakan lagu tersebut.

"Saya akan melakukannya 100 kali lagi," ungkap Church, seperti dilansir Mail Online pada Selasa (27/2/2024).

Hujatan kepada Church berasal dari kelompok Campaign Against Antisemitism, setelah video Church yang memimpin paduan suara dalam acara "Sing for Palestine" beredar di media. Campaign Against Antisemitism menuduh Church menyalahgunakan popularitasnya untuk mengajarkan lagu dengan lirik "ekstremis" kepada anak-anak.

"(Church) menggunakan popularitasnya untuk mengajarkan anak-anak menyanyikan lirik ekstremis di balai desa," kata kelompok tersebut.

Baca Juga



Tak hanya itu, keterlibatan Church dalam menyanyikan lagu "From the River to the Sea" juga memicu amarah di tengah komunitas Yahudi. Mereka menganggap lagu "From the River to the Sea" memuat pesan antisemitisme.

Hujatan dari komunitas Yahudi dan Campaign Against Antisemitism tampaknya tak menggoyahkan pendirian Church. Wanita yang juga dikenal sebagai penulsi lagu tersebut menegaskan bahwa dia mendukung semua pesan yang terdapat di dalam lagu "From the River to the Sea".

Tak hanya itu, Church turut mengecam Israel karena telah menciptakan "neraka di bumi" melalui operasi militer mereka di Jalur Gaza.

Menurut Church, menyanyikan lagu "From the River to the Sea" dan memperjuangkan hak warga Palestina bukanlah antisemitisme. Church mengatakan fitnah yang menyatakan bahwa fitnah mengenai antisemitisme merupakan upaya untuk memecah belah keadaan.

"Anggapan bahwa (lagu ini) menyerukan genosida terhadap Israel atau penghapusan negara Israel adalah (anggapan yang) menyesatkan," ujar Church.

Church menyebut, kegiatan bernyanyi bersama dalam acara "Sing for Palestine" merupakan pengalaman yang indah. Karena di dalam acara tersebut, orang-orang dari berbagai kelompok usia di seluruh penjuru negeri datang berkumpul dan bergabung menjadi satu kesatuan paduan suara.

"Itu adalah pengalaman spiritual yang sangat dalam bagi saya dan saya bersedia melakukannya 100 kali lagi dan sudah berencana untuk melakukannya," jelas Church.

Church mengungkapkan bahwa tragedi di Gaza, Palestina, telah membawa dampak yang besar bagi dirinya. Church juga tak pernah lelah untuk menyuarakan gencatan senjata di Gaza dan seruan untuk mengakhiri pembunuhan terhadap anak.

"(From the River to the Sea) itu adalah seruan untuk terciptanya koeksistensi yang damai antara warga Palestina dan warga Israel," kata Church.

Dalam acara "Sing for Palestine", Church memimpin sebuah paduan suara yang terdiri dari berbagai kelompok usia. Sebagian di antaranya merupakan anak-anak. Church lalu memimpin paduan suara tersebut untuk menyanyikan lagu "From the River to the Sea" selama tujuh menit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler