Mentan Optimistis Produksi Padi Naik dengan Pompanisasi

Kementan bersama Kementerian PUPR membangun bendungan.

Dok. Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, optimistis terhadap peningkatan produksi padi di Indonesia melalui penerapan pompanisasi air. Hal ini sebagai langkah penting dalam menghadapi dampak fenomena perubahan iklim, khususnya El Nino.

Baca Juga


“Untuk mengantisipasi dampak El Nino yang terjadi saat ini, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Pertama, kita akan lakukan pompanisasi sungai-sungai terbesar di Pulau Jawa. Ini agar produksi pertanian kita kembali naik,” kata Amran, di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Amran menggelar rapat bersama Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Jonni Mahroza, Sestama BNPB Rustian, dan Dirjen SDA PUPR Bob Arthur Lombogia untuk membahas program pompanisasi pertanian.

Amran menyampaikan, akibat fenomena El Nino yang membuat kekeringan hebat dan menurunkan luas tanam, Kementerian Pertanian menggalakkan program pompanisasi sungai untuk 1 juta hektare di 500 ribu hektare lahan wilayah Pulai Jawa, dan 500 ribu hektare laham di luar Pulau Jawa.

“Saat ini pompanisasi telah dilakukan di Sungai Bengawan Solo dan Cimanuk,” ujar Amran.

Untuk memenuhi target tersebut, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan TNI, PUPR, BNBP dan Unhan untuk mempersiapkan bendungan dan struktur irigasi pertanian untuk program pompanisasi.

Kedua, kata Amran lagi, Kementan bersama Kementerian PUPR membangun bendungan yang akan mengairi 200 ribu hektare dengan indeks pertanaman (IP) 120 bisa menjadi 240.

“Ketiga, optimalisasi lahan. Kami bersama-sama Unhan ada teknologi baru untuk sumur dalam atau sumur dangkal untuk dipompa. Ini sudah diuji di Gunung Kidul dan berhasil mengairi seribu hektare dengan biaya Rp14 miliar. Kami akan manfaatkan ini di tempat kering lainnya," kata Amran lagi.

Amran meyakini bahwa pompanisasi adalah langkah yang tepat untuk menstabilkan pasokan air di tengah ancaman cuaca ekstrem.

Dia menyebut menurut proyeksi data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton. Dengan demikian dapat memasok kebutuhan beras masyarakat menjelang Ramadhan 1445 Hijriah.

"Produksi kita untuk bulan Maret ke Juni insya Allah aman, karena sudah mulai panen. Hanya saja kita harus mulai mempersiapkan untuk bulan Juli ke Oktober. Kami harap seluruh petani Indonesia segera melakukan tanam," kata Amran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler