Libur Ramadhan, Apa yang Harus Dilakukan Santri? Ini Wejangan Habib Taufiq Assegaf

Ramadhan menjadi bulan suci yang dikhususkan untuk beribadah.

Dok BMH
Ilustrasi santri mengaji di sebuah pesantren.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan santri sejumlah pesantren akan menjalani masa libur panjang. Sepanjang Ramadhan mereka akan beraktivitas di rumah. Mereka akan berinteraksi bersama orang tua dan kerabat. Lalu apa yang harus mereka lakukan selama liburan? 

Baca Juga


Dalam kanal Youtube Sunsal Media, Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Taufiq bin Abdulqodir Assegaf memberikan pesan bermanfaat kepada setiap santri yang akan pulang ke rumah pada saat Ramadhan. 

Langsung pulang ke rumah

Pertama, ketika pulang dari pondok dianjurkan untuk langsung pulang ke rumah tanpa kelayapan dulu. Khawatirnya, orang tua akan kebingungan mencari anaknya yang sudah ditunggu selama setahun tapi ternyata tempat pulangnya bukan ke rumah sendiri. 

Jika santri berangkat meminta izin kepada orang tua maka pulanglah dengan menampakan wajah kepada orang tua lagi. Sikap itu bisa membuat orang tua bangga atas kehadiran anaknya setelah menuntut ilmu. 

Begitupun ketika akan bepergian ke suatu tempat, hendaklah meminta izin kepada orang tua dengan lembut dan tutur kata yang indah. 

Ibadah dan rutinitas di pesantren harus diterapkan di rumah

Kedua, terapkan setiap kebiasan yang sering dilakukan di pondok. Seperti solat berjamaah dan dzikir bisa dilakukan di rumah. Sehingga kebiasaan itu akan menjadi contoh untuk orang tua dan saudara-saudara.

Apalagi sepanjang Ramadhan, membawa Alquran sangat dianjurkan untuk menambah pahala dari pada melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat. 

Kegiatan yang bermanfaat bisa dilakukan dengan menghafal ayat-ayat Alquran, murajaah pelajaran dan hafalan, dan tadabur Alquran. 

Maka dari sana timbullah perasaan haru bahagia yang terpancar dari kedua orang tua melihat hasil anaknya yang menimba ilmu di pondok tidak sia-sia. 

Berbeda jika kebiasan santri di rumah tidak terpuji, seperti malas mengaji, jarang solat berjamaah, dan solat di akhir waktu. Maka itu akan menimbulkan perasaan kecewa dari orang tua. Terlebih menganggap pondok itu gagal dalam mendidik santri-santrinya. 

 Lihat halaman berikutnya >>>

Jujur 

Ketiga, istiqomah menjadi santri yang jujur. Jika di pondok sudah dibiasakan menggunakan sarung, pakaian gamis yang rapi dan sopan, maka saat pulang pun harus tetap menggunakan pakaian yang sopan. 

Tak hanya itu, ketika di rumah santri dianjurkan untuk bisa menjaga diri dari ikhtilat. Jangan sampai menggunakan celana pendek di lingkungan yang bukan mahramnya. 

 

sumber : mgrol151
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler