Pedagang di Tanah Abang Pastikan Kurma Bukan dari Israel

Seorang pedagang mengaku bisa membedakan jenis kurma yang dijual di tokonya.

Republika/Febrian Fachri
Toko kurma di Blok C Pasar Pusat Tanah Abang, Jakarta, Rabu (28/2/2024)
Rep: Febrian Fachri Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perdagangan kurma di Pasar Pusat Tanah Abang, Jakarta tetap berjalan normal di tengah isu banyaknya kurma impor dari Israel. Terlebih jelang Ramadhan, banyak publik menyuarakan supaya jeli membeli kurma agar tak membeli kurma yang berasal dari Israel. 

Baca Juga


Salah satu pedagang kurma di Blok C Pasar Tanah Abang, Pupu, mengaku baru-baru ini memang mendengar dan membaca berita kurma yang masuk ke Indonesia ada yang berasal dari Israel. Tapi Pupu yang sudah kurang lebih tiga tahun bekerja di toko kurma mengaku tidak pernah mendapati kurma dari Israel. 

"Kita enggak pernah sih. Karena kita dapat kurma yang berasal dari Madinah, Mesir, dan Tunisia," kata Pupu, Rabu (28/2/2024). 

Pupu menyebut dirinya sudah dapat membedakan jenis-jenis kurma yang dijual di tokonya. Di mana kurma tersebut ketika hendak dipesan dari agen, dipastikan berasal dari Madinah, Mesir dan Tunisia.

Pupu mengatakan walau ada isu kurma dari Israel, penjualan kurma di tokonya tidak berdampak atau mengalami penurunan. Justru karena mendekati bulan Ramadhan, penjualan kurma di tokonya meningkat dari hari-hari biasanya.

Ada pembeli untuk konsumsi dan tidak sedikit juga pembeli untuk stok dijual kembali saat Ramadhan nanti. Menurut Pupu, tokonya memang menjual kurma secara grosir dan eceran.

Pupu berharap isu kurma dari Israel dapat segera reda dan pemerintah dapat mencegah masuknya kurma Israel tersebut. Ia khawatir bila dibiarkan berlama-lama nanti akan berdampak kepada keseluruhan bisnis kurma. "Kalau bisa jangan ada isu yang seperti itu. Karena nanti penjualan kami bisa menurun," ujar Pupu.

Hal senada juga diungkapkan Gilang, penjual kurma di Blok C Tanah Abang. Gilang menyebut kurma yang dijual di toko-toko di Tanah Abang rerata berasal dari Mesir, Arab Saudi, dan Tunisia. Menurut Gilang, tokonya sudah sejak lama berlangganan untuk jual beli kurma dari negara-negara tersebut.

Karena kurma dari Mesir, Arab Saudi dan Tunisia kata dia memiliki pangsa tersendiri. Sehingga ia tidak berani untuk menjual kurma dari negara selain itu. "Kalau soal harga sih nyaris sama. Pembeli demi membeli kurma kualitas bagus juga tidak memikirkan mahal atau tidak," kata Gilang. 

Gilang mengaku tidak tahu bahwa sekarang ada isu kurma dari Israel masuk ke Indonesia. Karena ia juga membelinya dari agen yang menjamin bahwa kurma tersebut berasal dari Arab dan Mesir. "Tidak tahu malah (soal isu kurma Israel)," ucap Gilang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler