Pentingnya Istiqamah dalam Beriman Kepada Allah

Beberapa cara praktis untuk menjaga keistiqamahan iman kita kepada Allah

retizen /Syahrial, S.T
.
Rep: Syahrial, S.T Red: Retizen
Dokumen Republika

Iman kepada Allah merupakan pondasi terpenting dalam kehidupan seorang muslim. Tanpa keimanan yang benar dan istiqamah, hidup seseorang akan sia-sia dan hampa tujuan. Namun sayangnya, banyak orang yang awalnya beriman kepada Allah lalu menyimpang dan tidak istiqamah. Mereka mudah terpengaruh oleh aneka godaan dan kesulitan hidup, sehingga imannya goyah dan akhirnya murtad.

Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Ahqaf ayat 13-14 mengingatkan betapa pentingnya istiqamah dalam beriman. Ayat tersebut berbunyi:
“Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allâh”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”
Dari ayat di atas, ada beberapa poin penting yang bisa kita renungkan:



Pertama, orang yang mengakui dan meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya. Ini merupakan titik awal iman seseorang kepada Allah. Pengakuan ini harus diucapkan dengan lisan dan dipercayai dengan sepenuh hati.


Kedua, kemudian orang tersebut istiqamah atau konsisten mempertahankan keimanannya. Istiqamah artinya tetap kokoh beriman dan tak tergoyahkan meskipun menghadapi cobaan dan godaan hidup. Lawan kata istiqamah adalah munafik, yakni orang yang beriman sewaktu senang tapi kafir sewaktu susah.


Ketiga, bagi orang yang istiqamah beriman, Allah berjanji tidak akan menimbulkan rasa khawatir dan duka cita. Mereka akan tenang dan bahagia karena Allah selalu melindungi dan menolong hamba-Nya yang beriman. Rasa khawatir dan sedih merupakan tanda kelemahan iman seseorang.


Keempat, balasan bagi orang yang istiqamah beriman adalah surga yang penuh kenikmatan. Mereka akan kekal di dalamnya selamanya sebagai hadiah dan ganjaran dari Allah atas iman dan amal shaleh mereka selama hidup di dunia.


Jadi intinya, keistiqamahan dalam beriman amat penting karena Allah hanya memberi jaminan kebahagiaan dan surga bagi hamba-Nya yang istiqamah. Sebaliknya, orang yang imannya goyah tidak akan memperoleh ketenangan dan keridhaan-Nya.


Lantas, bagaimana cara menjaga keistiqamahan iman kita? Beberapa hal berikut dapat dilakukan:


1. Memperdalam ilmu agama dengan belajar Al-Quran dan hadits. Karena ilmu yang benar dan komplit akan memperkokoh keimanan kita kepada Allah.


2. Rajin melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah. Sholat lima waktu, puasa, zakat, dan ibadah lainnya akan membersihkan hati dan mendekatkannya kepada Allah.


3. Bergaul dengan orang shaleh yang istiqamah imannya. Teman dan lingkungan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.


4. Menjauhi segala macam syubhat (keraguan) dan maksiat yang dapat merusak iman. Setan akan selalu berusaha menggoda manusia lewat waswasa negatif.


5. Bersabar dan istiqamah menghadapi cobaan hidup. Cobaan adalah cara Allah menguji kualitas iman hamba-Nya.


6. Selalu berintrospeksi dan muhasabah diri. Tanyakan pada diri sendiri, apakah iman kita sudah cukup kuat? Apa saja yang perlu ditingkatkan?


Itulah beberapa cara praktis untuk menjaga keistiqamahan iman kita kepada Allah. Marilah senantiasa mempertebal dan memurnikan iman, karena di situlah kunci kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan jaminan surga dari Allah. Aamiin.

sumber : https://retizen.id/posts/291625/pentingnya-istiqamah-dalam-beriman-kepada-allah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler