Kisah Adzan yang Membawa Seorang Perempuan Jadi Mualaf

Mualaf berjilbab kerap mendapatkan diskriminasi.

Republika/Mardiah
Mualaf. Ilustrasi
Rep: mgrol151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum memeluk Islam Ameena Blake merupakan seorang perempuan asal Chester dan menjadi perempuan non Muslim. Dia merupakan salah satu wanita Chester yang tidak menyukai gaya berpakaian menggunakan gaun, perhiasan, layaknya perempuan pada umumnya. Ia mengaku lahir menjadi wanita tomboi, sehingga ia pernah menjadi sukarelawan petani, mengendarai traktor, dan menjadi supir bus di UK. 

Baca Juga


Dilansir dari kanal Youtube Towards Eternity, salah satu video yang berjudul “Aku Diserang dan Dipukul Cukup Parah - Kisah Mualaf Ameena Blake” menjelaskan Ameena tinggal di salah satu apartemen milik pemerintah. Mualaf perempuan itu memiliki kebiasaan mengunjungi diskotik untuk bersenang-senang bersama teman-temannya. Salah satu temannya tersebut merupakan seorang Muslim.

Selepas itu ia kembali ke apartemennya untuk beristirahat. Namun pada malam hari tiba, Ameena dirampok oleh beberapa orang jahat yang berani masuk ke apartemen dan mengambil mobil serta hartanya. Ameena juga diserang dan dipukul cukup parah sehingga membuatnya trauma untuk tinggal di dalam apartemen. 

Salah satu temannya yang saat itu ikut ke diskotik, seorang Muslim, mengajak Ameena untuk sementara waktu tinggal di rumah miliknya. 

Saat tiba di rumah temannya, Ameena terkejut melihat satu buku, yaitu Alquran yang di dalamnya terdapat terjemahan dalam bahasa Inggris. 

Ameena mencoba membaca lembaran demi lembaran terjemahan tersebut, hingga pada satu halaman di mana ia menemukan penjelasan tentang kisah-kisah Nabi yang ia sempat dapatkan dulu semasa sekolah akhir pekan. 

Pada masa belajar itu, Ameena sering mendapatkan pelajaran tentang Islam dan non Muslim sebagai dua hal yang berbeda, tentang perbandingan antara Tuhan dan Allah. Menurutnya, penyebutan Allah untuk Muslim dan Tuhan untuk non Muslim. 

Ameena takjub saat mengetahui kenyataan bahwa dalam Alquran terdapat bukti-bukti yang kuat terkait pertanyaannya yang selama ini ia simpan tentang keyakinan. Mulai dari pertanyaan kepada harus meyakinin Tuhan, kenapa harus menjalankan kebiasaan-kebiasaan Nabi, dan lain sebagainya. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

 

Selain itu, yang membuat Ameena yakin untuk memeluk agama Islam ialah saat ia menonton salah satu film berjudul Al-Risalah “The Mesaage”.  Film itu memuat salah satu cuplikan Bilal yang mengumandangkan adzan di Kabah. Lantunan adzan yang dikumandangkan Bilal ternyata berhasil membuat Ameena merasa tenang, tentram dan hangat seperti selimut. 

Ameena mengaku perasaan itu merupakan sebuah kemanisan dari keimanan, sehingga ia memutuskan untuk memeluk Agama Islam saat itu juga. 

Namun, perjalananya menjadi seorang Muslim tidak selesai di sana. Ia merasa membutuhkan banyak pelajaran dan pemahaman tentang keislaman, karena saat itu ia hanya mengetahui Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah. 

Setiap hari Ameena mencoba meminta temannya untuk mengajarinya solat, mengajarkannya berdakwah, memberikannya pengetahuan tentang Islam, namun tidak ada satupun dari mereka yang berkenan membantu Ameena. 

Ameena sempat merasa putus asa dengan perjuangannya untuk mendapatkan pengetahuan tentang Islam. Kemudian ia berdoa memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT. Hingga akhirnya dipertemukan dengan Tracey seorang Muslim yang menjadi mentor dan guru Ameena hingga ia menjadi seorang ustazah. 

Tracey mengajarkan Ameena solat, rukun iman, cara menggunakan jilbab, dan cara terbaik menjadi Muslim. 

Meskipun Ameena sudah mendapatkan pembelajaran tentang solat, tapi ia belum melaksanakan solat itu sampai pada salah satu waktu kejadian teman ayahnya seorang Muslim yang meninggal karena jatuh dari tangga.

Ameena diminta untuk datang ke rumah teman ayahnya tersebut dan melihat jenazahnya. Ia terkejut melihat jenazah itu terbaring dengan tersenyum manis dan wajahnya memancarkan cahaya. Hingga ia mengingat satu waktu di mana ia selalu melihat orang tersebut semasa hidupnya rajin beribadah solat. 

Dengan demikian, Ameena mengakui bahwa keajaiban yang datang itu merupakan buah dari kebiasaannya yang rajin menunaikan solat pada masa hidupnya. 

Di sisi lain, setelah Ameena telah melawati perjalanannya menjadi seorang Muslim. Ameena mengaku sempat mendaftarkan diri menjadi supir bus. Keputusannya itu menimbulkan beberapa pertimbangan yang diberikan oleh pihak perusahaaan bus.  

Pertama, Ameena masih berusia 21 tahun dan terbilang masih muda untuk menjadi supir bus. Kedua, Ameena seorang Muslim yang berhijab. Ketiga, permasalahan ketika Ameena menjadi supir maka akan bercampur dengan penumpang laki-laki, menjadi perbincangan polisi yang mengatakan wanita berhijab haram menjadi supir, dan lain sebagainya. 

Tetapi, pada kenyataannya Ameena menjadi salah satu peserta pertama di antara peserta laki-laki yang lolos saat melaksanakan tes. 

Dari sanalah Ameena yakin bahwa segala sesuatu yang dijalankan dengan niat yang baik, maka Allah akan mudahkan urusannya. 

 

Setelah banyak memahamai ilmu tentang keislaman, Ameena mendapatkan satu pelajaran yang penting yaitu setiap umat harus bersatu dan tidak terpecah belah sesuai dengan firman Allah SWT. Selain memahami setiap ayat Alquran, Ameena juga mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari dengan mengajak temannya untuk memeluk agama Islam. Meskipun tidak mudah, karena menurut Ameena hal pertama yang harus dilakukan ialah membangun kepercayaan yang baik sehingga mereka juga mendengarkan apa yang disampaikan tentang Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler