Dugaan Sumber 'Ledakan' Suara PSI di Sirekap, Bantahan KPU, dan Respons Jokowi

PSI menolak anggapan kenaikan raihan suara secara tiba-tiba, tapi hasil kerja keras.

Dok Republika
Presiden RI Joko Widodo bersama ketua umum PSI Kaesang Pangarep, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan sejumlah kader muda PSI.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan A, Bayu Adji P, Dessy Suciati Saputri

Baca Juga


Partai Solidaritas Indonesia (PSI) belakangan menjadi bahan perbincangan meyusul raihan suara partai itu yang tiba-tiba 'meledak' di Sirekap KPU. Pada akhir pekan lalu, raihan suara PSI di Pileg 2024 tercatat melonjak drastis hampir 400 ribu dalam enam hari terakhir.

Lonjakan raihan suara PSI itu diketahui setelah Republika membandingkan hasil real count Sirekap Pileg DPR RI yang dipublikasikan di laman pemilu2024.kpu.go.id. Pada Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB, tercantum PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Lantas, pada Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB, tercatat PSI sudah mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen. Artinya, PSI mendapatkan tambahan 397.976 suara dalam enam hari.

Kemudian, salah satu pengguna media sosial X dengan nama akun @kochengoren menemukan bahwa lonjakan itu terjadi karena ada perbedaan raihan suara asli PSI di C.Hasil-DPR Plano (dokumen resmi hasil penghitungan suara di TPS) dengan yang ditulis di pemilu2024.kpu.go.id. Dia mengunggah daftar puluhan TPS yang terjadi perbedaan raihan suara PSI.

Megacu ke daftar tersebut, Republika mengecek ulang data 40 TPS pada Senin (4/3/2024) siang. Ternyata benar terjadi perbedaan raihan suara PSI di C.Hasil-DPR Plano dengan yang ditampilkan di laman pemilu2024.kpu.go.id.

Ambil contoh di Jawa Barat, Kabupaten Karawang, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kelurahan Manggungjaya, TPS 03. Dalam dokumen C.Hasil-DPR Plano ditulis PSI mendapatkan 4 suara. Namun, di laman pemilu2024.kpu.go.id tercantum PSI mendapatkan 54 suara. Adapun surat tidak sah di TPS tersebut 54 suara.

Contoh lainnya di Sumatera Selatan, Kabupaten Lubuk Linggau, Kecamatan Lubuk Linggau II, Desa Mesat Seni, TPS 006. Dalam dokumen C.Hasil-DPR Plano ditulis PSI mendapatkan 0 suara. Namun, di laman pemilu2024.kpu.go.id tercantum PSI mendapatkan 47 suara. Adapun surat tidak sah di TPS tersebut 49 suara.

Pola perbedaan suara tersebut terjadi di semua TPS yang Republika cek. Selain itu, tampak jumlah suara PSI yang tercantum di laman pemilu2024.kpu.go.id hampir sama dengan jumlah suara asli PSI ditambah surat suara tidak sah.

Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), sebuah organisasi pemantau pemilu terakreditasi di Bawaslu RI, menyebut, kemiripan jumlah suara tidak sah plus suara asli, dengan raihan suara PSI di pemilu2024.kpu.go.id merupakan indikasi atau informasi awal yang harus diselidiki untuk membuktikan adanya penggelembungan suara di Sirekap.

"Temuan tersebut bisa dijadikan sebagai informasi awal untuk mendorong Bawaslu melakukan penelusuran adanya dugaan penggelembungan suara," kata Koordinator JPPR Nurlia Dian Paramita kepada Republika, Senin (4/3/2024).

Menurut Mita, Bawaslu sebagai lembaga yang punya otoritas menyelidiki dugaan kecurangan, tak boleh berdiam diri atas informasi awal tersebut. Apalagi, Bawaslu punya semua sumber daya untuk memastikan indikasi tersebut.

"Bawaslu punya data setiap salinan C.Hasil berdasarkan hasil laporan pengawas TPS. Kami kira jika Bawaslu bekerja optimal sangat mudah dibuktikan," kata Mita.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi juga mengaku heran dengan raihan suara PSI hingga membuat persentase raihan suaranya lebih dari 3 persen. Padahal, hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan lembaganya menunjukkan bahwa raihan suara PSI hanya 2,81 persen.

"Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin lewat akun X-nya yang telah terverifikasi, Sabtu pekan lalu.

 

Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu menolak anggapan, bahwa kenaikan suara partainya terjadi secara tiba-tiba. Menurut dia, proses penghitungan itu dilakukan secara bertahap mulai dari jenjang TPS menggunakan formulir C Hasil plano.

"Menurut saya, tidak tiba-tiba ujug naik. Saya dan teman-teman kami kerja keras untuk PSI dan menurut saya hari ini memang PSI layak untuk dapat 4 persen," kata dia, Senin (4/3/2024).

 

Simon menambahkan, internal partainya juga yakin bahwa PSI akan melewati ambang batas 4 persen untuk bisa melaju ke Senayan. Apalagi, saat ini proses rekapitulasi yang dilakukan oleh KPU juga belum selesai 100 persen.

Ketika ditanya mengenai faktor naiknya suara PSI, Simon mengatakan, selama ini seluruh kader partainya telah bekerja keras dan selalu turun ke warga. "Jangan lupa Jakarta hari ini kontributor terbesar untuk PSI. Kemudian juga, kehadiran ketum kami yang baru, Mas Kaesang itu juga memberi dampak signifikan untuk kenaikan (suara) PSI," ujar dia.

Menurut Simon, Kaesang merupakan sosok yang selalu turun ke seluruh wilayah Indonesia. Ia menilai, hal itu membuka ruang kepada masyarakat untuk lebih mengenal PSI.

"Saya percaya sih, suara kami akan ada di 4 persen untuk lolos ke Senayan. Jadi itu tidak turun dari langit, itu suara kerja keras dari teman-teman PSI, pengurus dan kader-kadernya," kata dia.

 

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie menyebut, 'ledakan' atau lonjakan drastis raihan suara partainya di laman publikasi Sirekap KPU merupakan hal yang wajar. Dia meminta semua pihak untuk tidak tendensius dan menggiring opini negatif terkait penambahan total raihan suara PSI dalam Pileg DPR RI 2024 itu.

"Penambahan, termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3/2024).

Restu Jokowi di panggung politik Kaesang. - (Republika)

KPU RI membantah isu soal adanya penggelembungan raihan suara PSI dalam Pileg DPR RI. Pihak KPU saat tengah melakukan koreksi data di Sirekap.

"Tidak ada terjadi penggelembungan suara, yang ada adalah ketidakakuratan teknologi optical character recognition (OCR) dalam membaca foto formulir mode C.Hasil Plano," kata Idham kepada wartawan, Senin (4/3/2024).

Idham menyebut, pihaknya kini sedang mengoreksi kesalahan konversi data tersebut. Proses koreksi dilakukan dengan mengacu ke formulir C.Hasil.

Pihaknya juga mengoreksi kesalahan konversi yang ditemukan masyarakat di laman pemilu2024.kpu.go.id. "Di sini pentingnya peran serta aktif pengakses Sirekap untuk menyampaikan telah terjadinya ketidakakuratan," ujarnya.

Terlepas dari kesalahan konversi tersebut, Idham menegaskan bahwa raihan suara resmi tidak mengacu ke data yang ditampilkan di laman pemilu2024.kpu.go.id. Raihan suara resmi mengacu ke hasil rekapitulasi manual berjenjang.

"Sekali lagi kami sampaikan bahwa hasil resmi perolehan suara peserta pemilu itu berdasarkan rekapitulasi yang dilakukan secara berjenjang, mulai dari PPK, KPU kabupaten/kota, KPU provinsi, dan pada akhirnya pada level KPU RI," kata Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI itu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin, turut memberikan tanggapannya soal lonjakan suara PSI. Jokowi pun menyerahkan hal ini kepada partai terkait dan juga ke KPU.

"Itu urusan partai. Tanyakan ke partai. Tanyakan ke KPU," kata Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024).



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler