Tanda Orang yang Ajalnya Sudah Dekat, Begini Penjelasannya

Ajal akan mendatangi siapapun pada waktunya.

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi memakamkan jenazah.
Rep: mgrol151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada yang luput dari kematian. Semua ciptaan Allah, pasti akan musnah. Mereka akan hancur untuk kemudian dihidupkan kembali di akhirat untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.

Baca Juga


Kematian bisa datang kapan saja dan di mana saja. Bisa jadi manusia sedang dalam keadaan beriman atau sedang dalam melakukan kemaksiatan. Tapi, takdir Allah tidak bisa dihindari, jika sudah menjadi takdirnya untuk meninggal maka Allah akan mencabut nyawanya. 

Sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (Q.S Al-Imran:185). 

Terdapat beberapa tanda-tanda kematian seseorang dalam satu tahun.

Pertama, Allah datangkan malaikat untuk membimbingnya (orang shaleh), atau Allah datangkan setan untuk disesatkan (orang murka)

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu anhu dalam Kitab At-Tadzkirah, “Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka setahun sebelum kematiannya Allah memerintahkan malaikat untuk membimbing orang itu dan memberinya taufik, sehingga orang-orang berkata, ‘Fulan telah meninggal dalam keadaan yang terbaik.”

Ketika orang itu akan meninggal dan melihat pahala amalnya, maka rohnya sangat rindu. Pada saat itulah dia ingin bertemu dengan Allah, dan Allah pun ingin bertemu dengannya.

Apabila Allah menghendaki keburukan pada seseorang, maka setahun sebelum kematiannya Allah membiarkan setan mendatangi orang itu, lalu disesatkannya dan diteror, sehingga orang-orang berkata, 'Fulan meninggal dalam keadaan terburuk.' 

Ketika orang itu akan meninggal dan melihat azab yang akan menimpanya, hatinya sangat gelisah. Saat itulah dia enggan bertemu dengan Allah dan Allah pun enggan bertemu dengannya."

Kedua, Allah memberikan hidayah kepada orang yang beriman. 

Hadis ini diriwayatkan At-Tirmidzi pada bab Al-Qadar dari Anas, Rasulullah bersabda: 

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla apabila menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Dia mempekerjakannya."

Seseorang bertanya kepada beliau, "Bagaimana Allah mempekerjakannya, wahai Rasulullah?"

Beliau bersabda, "Memberinya taufik ke arah amal saleh sebelum meninggal."

Dalam Shahih Al-Jami' juga disebutkan hadis serupa. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, maka Dia memberinya madu."

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa maksud 'memberinya madu'?"

Beliau menjawab, "Allah membukakan (taufik) baginya untuk beramal saleh menjelang matinya, sehingga orang-orang di sekelilingnya meridhai dia."

 

Lihat halaman berikutnya >>> 

 

 

 

Sementara itu, bagi orang kafir sebagaimana bersandar pada riwayat Ibnu Juraij dari Nabi SAW, beliau pernah berkata kepada Aisyah RA tentang firman Allah SWT yang berbunyi,

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)." (QS Al Mukminun: 99) 

Berdasarkan Tafsir Al-Muyassar, ayat ini menjelaskan tentang keadaan orang yang sakaratul maut, baik dari orang-orang kafir atau orang-orang yang melalaikan perintah Allah, hingga apabila dia mendekati kematiannya, dan menyaksikan siksaan yang diancamkan kepadanya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia,” 

Dengan demikian, terdapat perbedaan kondisi orang kafir dan orang beriman. Sebab, orang beriman semasa hidupnya rajin beribadah, melaksanakan perintah Allah SWT, dan meninggalkan larangan-Nya. 

 

Sedangkan, orang kafir di alam Barzakh meminta kepada Allah untuk kembali ke dunia untuk beramal soleh. Karena semasa hidupnya banyak melakukan dosa dan tidak melakukan perintah Allah SWT.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler