Pengobatan dan Deteksi Jadi Kunci Penanganan Kanker pada Anak

Kanker pada anak tidak bisa dicegah.

Dok. Freepik
Anak mengalami lrbam tanpa sebab (ilustrasi). Munculnya lebam tanpa sebab di tubuh anak bisa jadi gejala awal kanker.
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dokter Spesialis Anak, Konsultan Hematologi Onkologi dr Dina Garniasih mengatakan, kanker pada anak tidak bisa dicegah sehingga harapan hidup pasien sangatlah tergantung pada kecepatan deteksi dan pengobatannya. "Bila diketahui ada keluhan seperti perut membucit, demam berulang, adanya benjolan, sakit kepala yang menetap, pucat, ataupun pendarahan, dan nyeri tulang, segeralah konsultasi ke dokter," kata dr Dina dalam keterangannya di Tangerang, Banten, Rabu, (6/3/2024). 

Baca Juga


Menurut dia, dengan penanganan yang cepat dan terapi yang tepat, pasien masih ada harapan untuk sembuh dan beraktivitas normal kembali. Ada beberapa terapi kanker yang dapat diberikan kepada anak, kata dia, seperti kemoterapi, radioterapi, dan operasi.

Namun tindakan tersebut akan dikaji dan disesuaikan kembali dengan kondisi setiap pasien. "Jadi intinya setiap pasien memiliki riwayat berbeda dan disesuaikan terapi yang tepat untuk diberikan," ujarnya.

Sementara itu menurut data dari Global Cancer Observatory tahun 2020, jumlah penderita kanker pada anak usia nol hingga 19 tahun tercatat sebanyak 11.156 jiwa. Lalu berdasarkan World Health Organization (WHO) 2021, hanya kurang dari 30 persen kasus kanker anak di Indonesia yang dapat disembuhkan. "Salah satu penyebab utamanya karena keterlambatan diagnosis sehingga pengobatannya kurang optimal," ujar Rina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler