Serangan Houthi Terbaru Sebabkan Sejumlah Pelaut Terluka Parah
UKMTO mengatakan mereka menerima laporkan insiden di 54 mil barat daya Aden.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sumber perkapalan mengatakan empat marinir mengalami luka bakar parah dan tiga lainnya hilang setelah sebuah rudal menghantam kapal kargo di pesisir Yaman. Laporan pertama adanya luka serius sejak gerakan Houthi melancarkan serangan ke jalur perdagangan paling sibuk di dunia pada tahun lalu.
Operator True Confidence asal Yunani mengatakan kapal itu ditembak saat berada di sekitar 50 mil sebelah barat daya pelabuhan Aden di Yaman. Kapal itu hanyut dan terbakar.
Mereka mengatakan tidak ada informasi status 20 awak kapal dan tiga penjaga bersenjata di kapal tersebut yang terdiri dari 15 orang Filipina, empat orang Vietnam, dua Sri Lanka, seorang warga negara India dan Nepal. Pada Kamis (7/3/2024) dalam pernyataannya Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Lembaga pelacak kapal komersial dan militer Inggris, UKMTO mengatakan mereka menerima laporkan insiden di 54 mil barat daya Aden yang terletak di pintu masuk Laut Merah. UKMTO menambahkan kapal itu ditinggalkan awaknya dan tidak lagi dibawah komando. "Pasukan koalisi membantu kapal dan awaknya," kata UKMTO.
Milisi Houthi berulang kali meluncurkan drone dan rudal ke jalur pelayaran internasional sejak pertengahan November lalu. Gerakan ini mengatakan aksi itu sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina yang menghadapi operasi militer Israel di Gaza.
Sejumlah kapal rusak dalam serangan-serangan tersebut. Empat hari yang lalu, kapal curah Inggris, Rubymar menjadi kapal pertama yang tenggelam akibat serangan Houthi setelah sempat mengapung selama dua pekan akibat rusak parah. Semua awaknya selamat dievakuasi.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan balasan terhadap Houthi yang dimaksudkan untuk melindungi jalur perdagangan dunia. Cedera parah atau kematian di antara para awak kapal dagang dapat memicu seruan untuk melakukan tindakan yang lebih kuat.
Serangan Houthi mengganggu perdagangan global, memaksa perusahaan-perusahaan pelayaran untuk mengubah rute perjalanan yang lebih panjang dan mahal dengan mengitari Afrika. Biaya asuransi untuk pelayaran selama tujuh hari melalui Laut Merah naik ratusan ribu dolar.
Meskipun milisi mengatakan akan menyerang kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Inggris, AS, dan Israel, sumber-sumber industri perkapalan mengatakan semua kapal dapat terancam. True Confidence dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di Liberia, True Confidence Shipping, dan dioperasikan Third January Maritime yang berbasis di Yunani, kata kedua perusahaan dalam pernyataan bersama mereka. Mereka mengatakan kapal tersebut tidak memiliki hubungan dengan Amerika Serikat.