Lima Fakta Kasus Bunuh Diri Satu Keluarga di Penjaringan, dari Persiapan Sampai Sembahyang

Menurut keterangan saksi, pelaku sempat sembahyang sebelum bunuh diri.

Dok Republika
Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).
Rep: Bayu Adji/Ali Mansur Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi terus melakukan penyelidikan kasus bunuh diri empat orang yang masih sekeluarga dengan melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara. 

Baca Juga


Polisi mencari motif di balik kasus bunuh diri itu. Apakah karena faktor ekonomi? Atau ada motif lain di balik tragedi memilukan tersebut. 

Sejumlah fakta terkuak dari kasus ini. Berikut beberapa fakta terkait kasus bunuh diri itu seperti dihimpun Republika

1. Bunuh Diri Sudah Dipersiapkan

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta mengatakan, dari gerak-gerik yang dilakukan pelaku bunuh diri sebelum kejadian, tampak aksi ini sudah dipersiapkan.   "Dari gerak gerik kami menyimpulkan ini bunuh diri yang sudah dipersiapkan bersama," kata dia.

Kompol Agus Ady mengatakan keluarga ini memang menghuni kamar di apartemen tersebut tapi selama dua tahun terakhir mereka tidak tinggal di sana."Kesimpulan awal motif korban adalah bunuh diri dan kami lakukan penyelidikan lanjutan," kata dia

Menurut dia keempat korban mengalami luka berat di bagian kepala dan patah di sekujur tubuh.

2. Melompat dengan Tangan Terikat

Pihak kepolisian mengungkapkan, empat korban bunuh diri yang melompat dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, dalam kondisi tangan terikat ketika jatuh secara bersamaan. Para korban terakhir menempati salah satu unit di apartemen tersebut sekitar dua tahun lalu sebelum akhirnya kembali kemarin.

 “Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA (50) dan JL (15) terikat tangannya dengan tali yang sama. AEL (52) terikat tali yang sama dengan JWA (13), ikatan tali tersebut mengikat,” ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Dari rekaman CCTV menunjukkan para korban memang datang bersama. Mereka pun naik lift bersama. Di lift tersebut EA tampak mencium kening para korban lain. Lalu AEL mengumpulkan handphone para korban untuk dimasukkan ke dalam tas. Dari sana mereka menuju ke bagian rooftop apartemen.

3. Sudah Lama tak Tinggal di Apartemen

Hasil sementara dari keterangan para saksi yang sudah pihaknya ambil, keempat korban sudah lama tidak menempati salah satu unit di apartemen tersebut. Menurut dia, diperkirakan para korban sudah dua tahun tidak lagi menempati salah satu unit di sana. Hingga akhirnya mereka kembali datang Sabtu kemarin.

“Hasil sementara keterangan saksi-saksi yang sudah kita ambil, mereka menyatakan para korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah 2 tahun. Baru hari ini kembali lagi ke apartemen,” kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya

 

 

 

4. Dugaan Terlilit Utang

Salah satu tentangga korban yang tak mau disebut namanya mengaku sering dipinjam uang oleh korban. Namun, ia tak selalu meminjamkan uang setiap korban meminta. 

"Akhir-akhir ini juga sering pinjam, tapi kemampuan (kami) terbatas. Pinjam dicuekin. Kalau ada uang ya dikasih, tapi (saya lihat) terdesak sekali," kata lelaki itu. 

Ia juga mengaku unit korban sering didatangi orang, yang diduga hendak menagih utang. Orang yang datang ke unit apartemen korban itu dinilai sedikit kasar. Bahkan, suaranya sempat mengganggu tetangga di sekitar.  

Menurut dia, rumah korban sudah disita oleh bank. Korban mengaku hendak pindah ke Solo, Jawa Tengah, pada tahun lalu. Korban juga dinilai jarang menempati unitnya di Apartemen Teluk Intan. 

5. Sempat Sembahyang

Di lantai teratas apartemen juga terdapat klenteng, tempat beribadah umat Khonghucu. Klenteng itu terdapat di sebelah kiri dari arah tangga darurat. Adapun keempat korban diduga melompat dari halaman klenteng, yang berada di sebelah kanan dari arah tangga darurat. 

Berdasarkan keterangan penjaga klenteng itu, salah satu korban sempat sembahyang di klenteng itu sebelum melakukan aksi bunuh diri. Seorang itu diduga adalah ibu di keluarga itu.

Penjaga klenteng itu mengaku sedang menonton televisi ketika perempuan itu datang untuk sembahyang. Penjaga itu sempat menawarkan hio kepada perempuan tersebut.  "Sembahyang yang perempuan satu," kata dia, Ahad.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler