Nanoplastik dalam Tubuh Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Hingga Kematian Dini

Paparan nanoplastik berkaitan dengan peningkatan serangan jantung dan strok.

www.freepik.com
Seseorang terkena serangan jantung. (ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paparan mikroplastik nanoplastik pada jaringan arteri karotis tampak berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung, strok, serta kematian dini akibat semua penyebab. Peningkatan risiko ini mencapai dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang yang tak memiliki nanoplastik pada jaringan arteri karotis mereka.

Baca Juga


"Sampai sekarang, studi kami merupakan (studi) pertama yang mengaitkan antara kontaminasi plastik dengan penyakit manusia," jelas ketua tim peneliti Raffaele Marfella dalam New England Journal of Medicine, seperti dilansir CNN pada Senin (11/3/2024).

Nanoplastik merupakan serpihan plastik dengan ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan mikroplastik. Sebagai gambaran, fragmen polimer mikroplastik memiliki ukuran di bawah 5 milimeter hingga 1 mikrometer. Fragmen polimer dengan ukuran lebih kecil dari itu dikategorikan sebagai nanoplastik.

Melalui studi ini, tim peneliti melibatkan 257 orang pasien yang menjalani prosedur endarterektomi karotis sebagai partisipan. Prosedur ini dilakukan dengan cara membuka arteri karotis lalu membuang semua plak yang menempel di dalamnya.

Tim peneliti lalu menganalisis keberadaan partikel-partikel asing pada plak dan jaringan pasien yang dibuang dari prosedur tersebut. Dari analisis ini, tim peneliti menemukan jenis plastik polietilen dalam jumlah yang signifikan pada jaringan plak yang berasal dari 150 orang pasien. Polietilen adalah jenis plastik yang umum digunakan pada plastic wrap, kantong plastik, dan kontainer makanan atau minuman.

Sebagian sampel dari pasien juga tampak memiliki klorin, yaitu senyawa yang biasa digunakan untuk mengelola air kolam renang dan memproduksi beragam produk konsumen seperti kertas hingga cat. Tak hanya itu, tim peneliti juga mendapati adanya polyvinyl chloride atau PVC pada jaringan dari 31 orang pasien.

Dari temuan ini, tim peneliti lalu memantau para pasien yang memiliki serpihan mikroplastik dan nanoplastik di dalam tubuh mereka selama 34 bulan. Hasil studi menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dan nanoplastik pada jaringan arteri karotis tampak berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung, strok, atau kematian dini akibat semua penyebab hingga dua kali lipat.

Selain itu, jaringan plak yang terpapar serpihan plastik juga tampak menunjukkan adanya peningkatan peradangan di dalam tubuh. Menurut associate professor di bidang farmakologi dan toksikologi dari Ernest Mario School of Pharmacy di Rutgers University, Phoebe Stapleton, peradangan tingkat rendah berkaitan dengan sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular.

"Keberadaan mikroplastik dan nanoplastik, serta peradangan yang muncul setelahnya, bisa berperan dalam meningkatkan peluang seseorang untuk terkena penyakit kronis ini," ungkap Stapleton.

Kiat menghindari paparan mikroplastik dan nanoplastik....

 

Kiat menghindari paparan mikroplastik dan nanoplastik

Menghindari kontaminasi plastik sepenuhnya adalah sebuah tantangan yang nyaris mustahil untuk dilakukan. Akan tetapi, orang-orang bisa melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi kontaminasi atau paparan terhadap plastik.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mengurangi penggunaan plastik dalam aktivitas sehari-hari dan beralih ke material lain sebagai alternatif. Untuk makanan misalnya, ganti penggunaan wadah plastik dengan wadah berbahan stainless steel atau kaca.

Dr Leonardo Trasande dari NYU Langone Health juga menganjurkan orang-orang untuk tidak menghangatkan makanan atau minuman dalam wadah plastik di microwave. Hal lain yang diimbau oleh Dr Trasande adalah tidak menaruh wadah plastik ke dalam mesin pencuci piring karena zat kimia dari wadah plastik tersebut bisa bocor dan menyebabkan kontaminasi.

"Lihat kode daur ulang pada bagian bawah produk untuk mengetahui jenis plastik dan hindari plastik dengan kode daur ulang 3, yang umumnya memiliki phthalates," terang Dr Trasande.

Phthalates dikenal sebagai zat kimia yang ada di mana-mana. Alasannya, phthalates adalah zat kimia yang sangat umum digunakan di dalam berbagai kegiatan manufakturing. Namun di sisi lain, phthalates juga dikenal sebagai zat kimia yang dapat mengganggu hormon.

 

Untuk semakin memudahkan peralihan dari plastik, biasakan untuk membawa sendiri kantung belanja saat berpergian. Biasakan pula untuk membawa wadah gelas atau tumbler sendiri ketika ingin menikmati kopi di kedai kopi, atau membawa wadah makanan saat ingin membeli makanan takeout.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler