FPKHI Adakan Tarhib Ramadhan dan Manasik Kesehatan Haji

Ramadhan juga sebagai bulan persiapan bagi calon jamaah haji.

FPKHI
Tarhib Ramadhan
Red: Erdy Nasrul

Oleh : HERU NURINTO

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Bulan diturunkannya Alquran. Bulan yang didalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Maka sudah sepantasnya umat muslim menyambutnya.

Baca Juga


Ramadhan juga sebagai bulan persiapan bagi calon jamaah haji dan petugas haji untuk menyiapkan bekal takwa, karena sebaik-baik bekal adalah ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Selain bekal takwa, hal lain yang perlu dipersiapkan adalah kesehatan. 

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Forum Perawat Kesehatan Haji Indonesia (FPKHI) bekerjasama dengan FPKHI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ikut andil dalam menyambut Bulan Ramadhan dan persiapan bagi calon jamaah haji. DPP FPKHI dan FPKHI DIY menyelenggarakan tarhib Ramadhan dan manasik kesehatan haji pada hari Ahad, 10 Maret 2024 secara daring. Acara ini dimaksudkan untuk meningkatkan pembinaan jamaah haji menuju haji sehat, mandiri dan istithaah. Sejumlah 500 lebih peserta mengikuti kegiatan ini. 

Acara dimulai dengan pembacaan Ayat Suci Alquran oleh Seno Pitoyo, S.Kep., Ns. Dilanjutkan sambutan oleh Ns. H. Turiman, S.Kep., M.Kep., FISQua. Ketua DPP FPKHI ini menyampaikan bahwa kegiatan saat ini merupakan manasik kesehatan haji series empat sekaligus tarhib Ramadhan. “Terima kasih kepada calon jamaah haji yang telah mengikuti pembinaan kesehatan haji yang telah diselenggarakan FPKHI secara nasional dalam bentuk manasik kesehatan haji. Acara saat ini merupakan manasik kesehatan haji series keempat yang istimewa diadakan bersamaan dengan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.” jelasnya.

Acara dilanjutkan dengan sambutan Kepala Kanwil Kemenag DIY, Dr. H. Masmin Afif, M.Ag. Beliau mengucapkan terima kasih kepada FPKHI yang telah mengadakan manasik kesehatan haji saat ini. “Selamat dan terima kasih, alhamdulillaah FPKHI telah melaksanakan kegiatan yang bagus untuk turut andil dalam memberikan pembinaan kepada jamaah haji khususnya jamaah haji DIY di tahun 1445 H. Kegiatan ini sangat bermanfaat, dimana ibadah haji membutuhkan kesehatan fisik, kesehatan lahir dan batin.” papar beliau. 

Selanjutnya sambutan Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes. Beliau menyampaikan apresiasi kepada FPKHI DIY. “Tentu saja hari ini kesempatan yang baik yang telah disiapkan oleh FPKHI DIY untuk silaturahmi petugas dengan jamaah haji, ini luar biasa.” jelasnya. Selanjutnya beliau berpesan kepada para petugas haji, “Kepada bapak ibu calon petugas haji, jalinlan komunikasi kepada calon jamaah haji sejak sebelum berangkat.” tambahnya. Sementara itu untuk calon jamaah haji, beliau juga berpesan, “Untuk calon jamaah haji, karena terbatasnya petugas yang akan menampingi, mohon kerjasamanya untuk bapak ibu yang lulus siskohat dengan sehat paripurna, tetap menjaga kesehatan, tetap melakuka latihan-latihan supaya di tahan suci bapak ibu dapat melaksanakan ibadah dengan baik.” jelasnya.

Acara dilanjutkan dengan manasik kesehatan haji yang disampaikan oleh dr. Rina Sugiyanti, Sp.KJ. Beliau menyampaikan agar petugas kesehatan haji memiliki jiwa yang baik. “Pada prinsipnya selama bertugas, kita harus memiliki jiwa mature, happy dan independent. Karena dengan kita memiliki jiwa mature, happy dan independent inilah yang akan membawa kita sukes mengelola jamaah haji.” jelasnya.

 

Acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan Ustadz Salim A Fillah. Beliau menyampaikan 3 tujuan kita berpuasa di bulan Ramadhan. “Tiga goal kita berpuasa di bulan Ramadhan. Pertama supaya menjadi orang yang bertakwa (Al-Baqarah ayat 183), kedua supaya bersyukur (Al-Baqarah ayat 185), dan ketiga supaya mendapatkan bimbingan, irsyad dari Allah, la’allahum yarsyudun (Al-Baqarah ayat 186). Kalau bisa berhasil meraih 3 hal itu, ketika kita akan bertugas, akan diberikan kelancaran, kebaikan, keberkahan, pahala yang sempurna dari Allah, sekaligus akan diberikan kebaikan di akhirat kelak.” jelasnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan, “La'allakum tattakun, agar menjadi orang yang bertakwa. Apa makna takwa? Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab RA bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, "Wahai Ubay, apa makna takwa?" Ubay yang ditanya justru balik bertanya. "Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri? "Umar menjawab, "Tentu saja pernah." "Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar?" lanjut Ubay bertanya. "Tentu saja aku akan berjalan hati-hati," jawab Umar. Ubay lantas berkata, "Itulah hakikat takwa." Takwa itu hati-hati, tidak ceroboh, penuh pertimbangan, kecermatan. Produk tarbiah Ramadhan itu menjadi lebih hati-hati, karena pangkal takwa itu merasa diawasi Allah. Sebagai petugas haji akan merasa diawasi bukan hanya oleh atasan, karu, karom, tetapi diawasi oleh Allah. Kalau merasa diawasi Allah pasti akan cermat, hati-hati, teliti, akan dilakukan dengan sangat profesional.” papar beliau.

Selesai tausiyah, dilanjutkan dengan manasik kesehatan haji materi kedua yang disampaikan oleh Dian Damayanti, SKM, S.Kep. Beliau menjelaskan tentang pengendalian faktor resiko kesehatan. “Untuk pengendalian faktor resiko kesehatan kita harus menjaga kesehatan dengan mengurangi aktifitas yang tidak perlu, misalnya banyak berbelanja, kemudian, jemaah yang sehat jangan sampai melupakan teman-temannya yang kurang sehat. selanjutnya, jamaah jangan malu untuk minta tolong kepada petugas kalau kondisinya memerlukan pertolongan. Untuk petugas, harus lebih perhatian kepada jamaah, juga harus jalin komunikasi kepada jamaah, dan harus siap siaga, jangan menunggu jamaah lapor, tetapi rajin melakukan visitasi.” jelasnya.

Acara semakin menarik saat dibuka sesi tanya jawab. Ada salah satu peserta, Elya Susanti yang bertanya kepada Ustadz Salim A Fillah, “Bagaimana caranya tetap menjaga lurusnya niat sebagai seroang petugas haji ? karena kadang kala terbesit di dalam hati saat kami menjadi petugas haji tidak bisa beribadah tumakninah?” jelasnya. Dijawab oleh Ustadz Salim, “Bagi para petugas haji, tugas bapak ibu adalah fardhu sifatnya, dan yang namanya ibadah fardhu pahalanya tidak bisa dikejar dengan ibadah sunah sebanyak apapun. Ada jamaah yang harus didiampingi, sehingga tidak bisa umroh sunah, jangan khawatir. Apalagi yang bapak ibu tangani kaitannya dengan keselamatan, dengan nyawa manusaia, maka pahalanya bapak ibu tau? dalam Alquran, menyelamatkan 1 nyawa itu disisi Allah tertulis seperti dengan menyelamatkan seluruh manusia (Al-Maidah, 32).”

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler