7 Fakta Ramadhan, Mengapa Bulan Ini Sangat Dihormati Umat Islam?
Tahukah Anda mengapa bulan Ramadhan begitu dihormati oleh umat Islam?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan menjadi bulan kesembilan dalam kalender hijriah. Pada bulan ini, umat Islam di seluruh dunia menunaikan puasa, dari Imsak hingga adzan Maghrib. Ramadhan menjadi bulan paling suci dalam setahun bagi sekitar dua miliar umat Islam di dunia. Namun tahukah Anda mengapa bulan ini begitu dihormati?
Berikut tujuh fakta untuk menjelaskan pentingnya Ramadhan seperti dilansir laman History.com:
1. Ramadhan penting bahkan sebelum adanya Islam
Ramadhan dikatakan sebagai bulan penting dan suci bagi orang-orang di dunia Arab jauh sebelum adanya agama Islam. Pada bulan ini, biasanya peperangan pada zaman itu akan berhenti sejenak. Orang-orang yang lebih saleh akan mundur ke gua atau tempat lain untuk "bermeditasi". Ramadhan juga merupakan bulan ketika Allah SWT menurunkan kitab suci kepada para nabi yakni Shuhuf untuk Nabi Ibrahim pada 1 Ramadhan, Zabur untuk Nabi Daud AS pada 6 Ramadhan, Taurat kepada Nabi Musa AS pada 12 Ramadhan, dan Injil untuk Nabi Isa AS pada 12 Ramadhan.
2. Ramadhan mencakup Malam Istimewa
Umat Islam percaya bahwa pada Ramadhan tahun 610 Masehi, Allah SWT pertama kali berfirman kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut sejarah Islam, selama Ramadhan Nabi Muhammad mengasingkan diri ke sebuah gua kecil di pinggiran Makkah bernama Hira untuk bermeditasi dan merenung dalam pengasingan.
Kemudian pada salah satu malam ganjil dalam 10 hari terakhir, dia mendengar suara yang menuntut dia "membaca" (arti kata iqra). Dengan demikian dimulailah wahyu Alquranan. Ayat-ayat malam itu masuk dalam surah ke-96 Alquran yang dikenal dengan Surah al-Alaq.
Malam dimulainya wahyu disebut Lailatul Qadr, atau Malam Istimewa yang lebih baik dari seribu bulan. Itulah sebabnya umat Islam menghabiskan 10 hari terakhir bulan Ramadhan dengan mengharap mendapatkan Lailatul Qadr.
3. Ramadhan dimulai dan berakhir pada tanggal berbeda setiap tahunnya
Awal Ramadhan jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahun dalam kalender Masehi. Hal ini karena kalender Islam mengikuti siklus bulan secara harfiah, dan setiap bulan hanya dimulai ketika bulan baru terlihat. Akibatnya, permulaan pasti Ramadhan belum dapat dipastikan hingga sehari sebelumnya, meskipun perkiraan tanggal mulainya telah dihitung sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada akhir bulan, setelah umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri.
4. Puasa dimaksudkan untuk membangkitkan semangat
Meskipun secara populer dipandang sebagai puasa dari makanan dan minuman, umat Islam juga harus menjauhkan diri dari segala aktivitas seksual dan perilaku vulgar selama puasa mereka. Makanan dan minuman adalah metafora untuk kebutuhan dan keinginan duniawi, sehingga berpantang dari keduanya dimaksudkan untuk meningkatkan semangat.
5. Selain puasa, Ramadhan juga memuat amalan khusus lainnya
Beberapa praktik khusus selama bulan Ramadhan yaitu makan sebelum fajar yang disebut sahur sebelum memulai puasa harian. Saat adzan Maghrib, umat Islam berbuka puasa untuk mengakhiri puasanya.
Selama Ramadhan, umat Islam juga melakukan ibadah tambahan. Yang paling terlihat adalah Sholat Tarawih pada malam hari. Selain itu, menjelang akhir Ramadhan, umat Islam memberikan zakat fitrah yang disalurkan kepada mereka yang kurang mampu.
6. Ada perbedaan dalam cara merayakan Ramadhan
Salah satu perbedaan utama dalam praktik Ramadhan adalah awal dan akhir Ramadhan. Pasalnya kalender Islam mengikuti siklus bulan yang sebenarnya, awal Ramadhan bergantung pada penampakan bulan baru atau hilal.
Meskipun sejumlah besar Muslim mengikuti penampakan bulan di Arab Saudi, banyak juga yang mengikuti penampakan bulan di wilayah mereka sendiri. Hal ini menyebabkan umat Islam memulai Ramadhan dan merayakan Idul Fitri pada hari berbeda.
7. Peristiwa penting Islam telah terjadi selama bulan Ramadhan
Beberapa peristiwa penting bersejarah umat Islam lainnya juga terjadi selama Ramadhan, termasuk kemenangan tentara Muslim pimpinan Nabi Muhammad SAW dalam Pertempuran Badar pada 624 Masehi, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra' Miraj, dan Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah dengan penuh kemenangan, setelah diusir dari kampung halamannya oleh musuh-musuhnya pada awal masa kenabiannya.