Penderita Hipertensi dan Diabetes Perlu Deteksi Dini Penyakit Ginjal

Kesehatan ginjal dapat diketahui salah satunya dengan tes urine.

Republika/Thoudy Badai
Pemeriksaan urine. Keberadaan protein di urine penderita hipertensi, kemungkinan besar menandakan penyakit ginjal.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rondonuwu mengatakan penderita hipertensi dan diabetes perlu deteksi dini penyakit gagal ginjal. Mengapa begitu?

"Kalau sudah hipertensi dan diabetes, sering cek fungsi ginjal, paling gampang tes urine, ada albumin atau protein di urine," kata Maxi dalam konferensi pers Hari Ginjal Sedunia 2024 di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Maxi mengatakan keberadaan protein di urine penderita hipertensi, kemungkinan besar menandakan penyakit ginjal. Kondisi itu dapat menurunkan fungsi ginjal secara keseluruhan.

Hipertensi juga dapat menimbulkan komplikasi gagal ginjal. Pada tahap kronis, gagal ginjal akan menyebabkan risiko organ lain mengalami retensi air, sehingga terjadi bengkak pada kaki dan lama kelamaan ke jantung menjadi gagal jantung.

Maxi menyampaikan secara global penderita penyakit ginjal di dunia mencapai dua juta lebih. Hanya 10 persen penduduk yang benar-benar mendapatkan perawatan dialisis atau transplantasi ginjal tiap tahunnya.

Baca Juga


Sementara itu, beban pengeluaran negara untuk penyakit ginjal sebesar Rp 2,3 triliun. Untuk itu, Kemenkes akan lebih banyak melihat faktor risiko yang menyebabkan penyakit gagal ginjal dengan promotif preventif dan meningkatkan kesadaran masyarakat mencegah penyakit ginjal.

"Upaya paling murah promotif dan preventif, meningkatkan kesadaran masyarakat dengan perilaku hidup bersih, sering cek kesehatan, itu penting sehingga jangan sakit, kalau sakit ada biaya keluar, kalau faktor risiko diabetes atau hipertensi tentu pasti nambah berat penyakitnya," katanya.

Maxi menyarankan masyarakat harus mulai mencegah penyakit ginjal dengan deteksi dini dan memperbaiki gaya hidup, pola makan, meningkatkan aktivitas, mengurangi rokok, dan mengatasi obesitas agar kerusakan ginjal tidak semakin tinggi. Akses pengobatan tingkat primer juga didorong untuk pengendalian penyakit dan faktor risiko yang menyebabkan sakit ginjal.

Pemetaan kebutuhan pemenuhan peralatan di rumah sakit daerah ditingkatkan hingga pusat dan meningkatkan akses pada rumah sakit pengampu agar rumah sakit vertikal bisa mengampu rumah sakit di daerah, menurut Maxi. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler