Tiga Ikhtiar Agar Ibadah Ramadhan Lebih Maksimal

Ibadah Ramadhan lebih maksimal jika kita menjadikannya sebagai bentuk syukur.

Edi Yusuf/Republika
Masyarakat berfoto di pelataran masjid sebelum mengikuti shalat tarawih pertama Ramadhan 1445 H di Masjid Raya Jawa Barat Al Jabbar, Kota Bandung, Senin (11/3/2024). Dalam tarawih pertama ini, Imam Besar Masjid Raya Al Jabbar KH Miftah Faridl hadir menyampaikan ceramah.
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap muslim yang taat pasti berlomba-lomba untuk memaksimalkan ibadah di bulan suci Ramadhan. Ada sejumlah ikhtiar yang bisa dilakukan agar ibadah Ramadhan lebih maksimal dalam makna yang sebenarnya, bukan hanya memperbanyak kuantitas ibadah ritual.

Dalam khutbah Jumatnya yang berjudul Memaksimalkan Ibadah di Bulan Ramadhan, Wakil Rektor PTIQ Jakarta KH Ali Nurdin mengungkapkan tiga ikhtiar yang harus dilakukan agar ibadah Ramadhan lebih maksimal.

Pertama, yaitu meyakini bahwa kehadiran bulan Ramadhan dengan aneka macam rangkaian ibadahnya adalah anugerah dari Allah SWT, dan hendaknya kita menyambut dengan segenap kegembiraan dan kebahagian karena itu adalah bagian dari karunia dan rahmat Allah.

Allah SWT berfirman dalam Aquran Surat Yunus ayat 58 :

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus [10]:58)

Kiai Ali Nurdin menjelaskan, Allah SWT memerintahkan berbahagia dengan karunia dan rahmat-Nya di antaranya dengan kehadiran Ramadhan. Hal itu memang menyebabkan kebahagiaan, semangat, serta bersyukur kepada Allah SWT dan menambah kekuatan serta keinginan kuat bagi jiwa untuk meraih ilmu dan iman dan meningkatkan keduanya. Ini adalah kebahagiaan yang hakiki lagi dipuji.

Baca Juga


Lain halnya berbahagia dengan syahwat...

Lain halnya berbahagia dengan syahwat, atau kesenangan dan kenikmatan dunia atau berbahagia dengan kebatilan. Hal itu adalah sesuatu yang buruk yang seharusnya dihindari

"Kedua, ibadah Ramadhan akan lebih maksimal jika kita meyakini ibadah puasa dan ibadah lainnya adalah kebutuhan kita," ujar Kiai Ali Nurdin saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (15/3/2024).

Menurut dia, Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari manusia termasuk tidak butuh keimanan dan ibadah manusia. Tetapi manusia lah yang akan selalu membutuhkan Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam Alquran Surat Fatir ayat 15 :

۞ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ

Artinya: "Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS Fatir [35]:15)

Artinya : “Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji”.

Di antara makna ayat ini adalah bahwa Allah menegaskan kepada semua manusia bahwa mereka butuh kepada Allah dalam semua keadaan. Mereka butuh diciptakan, mereka butuh diberikan kemampuan untuk melakukan sesuatu, mereka butuh diberi-Nya rezeki dan kenikmatan, mereka butuh dihindarkan dari bencana, mereka butuh diurus dan diaturNya, mereka butuh beribadah kepada-Nya, mereka butuh diajarkan-Nya sesuatu yang belum mereka ketahui, dan mereka butuh segalanya kepada Allah, baik mereka sadari atau tidak.

Akan tetapi, orang yang diberi taufik di antara mereka seantiasa menyadari kebutuhannya baik yang terkait dengan urusan dunia maupun agama dan merendakan diri kepadaya serta meminta-Nya agar tidak menyerahkan kepada dirinya walau sekejap pun serta membantunya dalam urusan apapun. Maka, orang inilah yang lebih berhak pertolongan sempurna dari Allah Tuhannya, di mana Dia lebih sayang kepadanya daripada sayangnya seorang ibu kepada anaknya.

Ketiga, rangkaian ibadah Ramadhan akan lebih maksimal jika kita menjadikannya sebagai salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT. Karena untuk bersyukur yang sebenarnya kita tidak akan sanggup melakukannya. Namun, karena rahmat-Nya kita tetap diberikan segala nikmat yang tidak terhingga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler