Kemenkominfo Ajak Influencer di Kota Bandung Buat Konten Soal IKN

Influencer yang kontennya terpilih nanti akan diajak mengunjungi langsung IKN

Dok Republika
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemenkominfo Usman Lansing
Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggandeng sejumlah influencer di Bandung untuk mempromosikan Ibu Kota Negara (IKN). Para influencer tersebut, diajak untuk membuat konten mengenai progres pembangunan IKN melalui acara 'Ngabuburit Bareng Influencer: Sudah Sejauh Mana Pembangunan IKN?'.

Baca Juga


Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemenkominfo Usman Lansing, kehadiran influencer ini diharapkan bisa menularkan pengetahuan dan informasi mengenai pembangunan IKN. 

"Kami berharap dengan pengetahuan ini teman-teman influencer bisa menularkan pengetahuannya tentang IKN kepada masyarakat melalui konten yang mereka bikin," ujar Usman kepada wartawan di Bandung, Jumat petang (15/3). 

Menurut Usman, alasannya mengajak influencer adalah tugasnya sebagai pemengaruh di media sosial. Para influencer dengan jumlah pengikut yang banyak ini diharapkan bisa memberikan pengaruh baik kepada masyarakat. "Influencer ini kan suka bikin konten, jadi mereka bikin konten terus bahan-bahannya kami siap, data-datanya kami siapkan, nanti mereka bikin konten kemudian disebar ke media sosial," katanya. 

Para influencer terpilih, kata dia, nantinya akan diajak mengunjungi langsung IKN yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Syaratnya adalah konten mengenai IKN mendapatkan engagement yang tinggi dan juga kreatif. 

"Nanti mereka akan dinilai siapa yang bagus kontennya, terus engagementnya itu tinggi, nanti tiga orang dari Kota Bandung kami akan bawa ke IKN. Mereka untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan," katanya. 

Menurutnya, Kemenkominfo sudah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi seperti ini di beberapa kota di luar Bandung, seperti Semarang, Jakarta, dan Solo. Kegiatan ini penting dilakukan, untuk memberikan pemahaman karena survei terakhir sekitar 50,6 persen masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa pemindahan ibu kota itu urgent, penting, dan harus segera. "Tentu 50 persen bukan angka yang jeleknya, tetapi kami ingin meningkatkan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler